SERAYUNEWS – Kepergian aktris ternama Barbie Hsu masih menjadi perbincangan. Selain itu, perhatian kini beralih pada metode pemakamannya yang dikabarkan akan menggunakan tree burial.
Metode pemakaman ini semakin populer karena dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan pemakaman konvensional. Lantas, bagaimana prosesnya?
Praktik ini sudah diterapkan di beberapa negara dan kini mulai diminati di Taiwan, termasuk oleh keluarga Barbie Hsu. Keputusan ini disebut-sebut sebagai wujud penghormatan terakhir terhadap sang aktris.
Pasalnya, semasa hidupnya, Barbie Hsu dikenal mendukung konsep pelestarian lingkungan.
Lalu, bagaimana sebenarnya metode tree burial dilakukan, dan mengapa keluarga Barbie Hsu memilih metode ini untuk pemakamannya? Simak penjelasannya berikut ini.
Keluarga Barbie Hsu dikabarkan tengah mempersiapkan proses pemakamannya sesuai dengan keinginan sang aktris semasa hidup.
Metode tree burial dipilih karena dianggap lebih alami dan ramah lingkungan.
Dee Hsu, adik Barbie Hsu, menyampaikan bahwa mereka telah mengajukan permohonan kepada pihak berwenang untuk mendapatkan lokasi yang sesuai. Namun, hingga saat ini, mereka masih menunggu persetujuan resmi.
“Kami sering berdiskusi tentang kehidupan dan kematian. Kakak saya pernah mengatakan bahwa jika dia meninggal, dia ingin dikebumikan secara alami agar tetap selaras dengan alam,” ungkap Dee Hsu dalam pernyataan resmi keluarga yang dikutip Serayunews, Senin (10/2/2025).
Sementara menunggu kepastian lokasi pemakaman, abu Barbie Hsu masih disimpan di rumah keluarganya.
“Untuk saat ini, abunya masih bersama keluarga. Kami akan menepati keinginannya untuk dikembalikan ke alam dengan cara yang dia harapkan,” tambah Dee Hsu.
Tree burial merupakan metode pemakaman yang semakin populer, terutama di Taiwan. Konsep ini menawarkan alternatif ramah lingkungan dibandingkan pemakaman tradisional.
Dalam tree burial, abu jenazah dimasukkan ke dalam kantong biodegradable yang kemudian dikubur di bawah akar pohon tanpa menggunakan batu nisan atau tanda pengenal lainnya.
Beberapa variasi lain mencakup penyebaran abu ke tanah di sekitar pohon atau meletakkan guci berisi abu di dekat batang pohon. Metode ini banyak dipilih karena dianggap lebih selaras dengan siklus alam.
Pohon yang digunakan dalam pemakaman akan tumbuh dan menyerap unsur-unsur dari abu jenazah, menjadikannya bagian dari ekosistem baru.
Selain aspek ekologis, tree burial juga lebih sederhana dan tidak memerlukan lahan luas seperti pemakaman konvensional.
Hal ini membuatnya semakin diminati oleh masyarakat yang menginginkan pemakaman yang lebih berkelanjutan.
Metode tree burial bukan hanya sekadar tren, tetapi juga bagian dari gerakan global untuk mengurangi dampak lingkungan dari pemakaman konvensional.
Dengan semakin menipisnya lahan kuburan, metode ini menawarkan solusi yang lebih berkelanjutan. Di beberapa negara, tree burial telah menjadi pilihan utama bagi mereka yang peduli terhadap lingkungan.
Jepang dan Korea Selatan, misalnya, telah menyediakan area khusus untuk pemakaman jenis ini. Taiwan pun mulai mengikuti langkah serupa dengan menyediakan lahan hijau untuk praktik tree burial.
Keputusan keluarga Barbie Hsu untuk memilih tree burial mencerminkan tren yang semakin berkembang dalam praktik pemakaman modern.
Dengan metode ini, seseorang dapat terus “hidup” dalam bentuk yang berbeda, berkontribusi pada lingkungan yang lebih hijau dan lestari.
Selain Barbie Hsu, sejumlah tokoh ternama lainnya juga diketahui memilih metode ini sebagai bentuk komitmen mereka terhadap kelestarian alam.
Hal ini menunjukkan bahwa tree burial bukan hanya sekadar alternatif, tetapi juga simbol dari pergerakan menuju pemakaman yang lebih etis dan ekologis.***