SERAYUNEWS – Kasus pengungsi Rohingya yang secara besar-besaran memasuki Aceh beberapa waktu belakangan ini mendapat perhatian khusus dari masyarakat Indonesia.
Lembaga UNHCR secara tidak langsung mendesak Indonesia untuk bersedia menampung para pengungsi Rohingya yang berasal dari Myanmar.
UNHCR atau Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi merupakan organisasi nirlaba yang dibentuk di bawah naungan PBB.
Untuk UNHCR ini secara spesifik dapat diartikan Badan Pengungsi PBB yang tugasnya menyelamatkan nyawa dan melindungi hak-hak pengungsi.
Belakangan ini, terdapat beberapa gelombang masuknya para pengungsi Rohingya ke Aceh. Ada yang sekali datang 200 orang hingga 500 orang.
Meski awalnya sempat ditampung dan diberi bantuan berupa makanan, namun masyarakat Indonesia khususnya masyrakat Aceh ingin bila para pengungsi Rohingya kembali pergi.
Alasannya mereka tidak punya cukup kapasitas untuk dapat menampung para pengungsi.
Meski begitu, Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia Ann Mayman meminta agar masyarakat Indonesia dapat menerima para pengungsi Rohingya.
“UNHCR meminta agar kepedulian dan keramahan diberikan secara berkelanjutan untuk mendukung pendaratan perahu lain yang mungkin akan datang, termasuk perahu ketiga yang saat ini terombang-ambing di lepas pantai Aceh,” ujar Ann Maymann, Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia dikutip Serayunews dari berbagai sumber.
Atas hal ini, banyak masyarakat Indonesia yang mengecam UNHCR. Masyarakat Indonesia merasa bahwa kedaulatan negara berada di tangan rakyat, bukan UNHR.
Pengungsi Rohingya ditolak di Indonesia karena selain keterbatasan kapasitas bantuan juga perilaku mereka dikatakan tidak baik seperti berlaku tidak sopan dan tidak bersyukur dengan bantuan yang telah diberikan.***