Sebelum Piala Dunia 2022 berlangsung, ramai di media sosial Twitter, tentang tidak hingar bingarnya Piala Dunia 2022. Warga twitter membandingkan dengan edisi Piala Dunia sebelumnya. Di Piala Dunia sebelumnya, gema sudah terasa sebelum pesta akbar bola itu mulai.
Ada beberapa alasan lain yang menyimpulkan bahwa Piala Dunia 2022 tak akan ramai. Misalnya, berlangsung bukan di tengah tahun atau di libur kompetisi Eropa. Kemudian, berlangsung di Qatar yang terkenal dengan cuara panas.
Memang gema sebelum Piala Dunia 2022 tak terasa. Tapi kalau sudah berjalan, semua akan terpusat ke Piala Dunia.
Kenyataannya, setelah berjalan, Piala Dunia 2022 jadi magnet. Beberapa orang bicara sepak bola ketika berkumpul. Pembicaraannya lebih spesifik karena informasi lebih banyak.
Misalnya menyebut bahwa Argentina untung karena dapat banyak penalti. Obrolan-obrolan berbasis data yang di tahun 80-an sampai 90-an tak banyak terjadi karena minimnya informasi.
Di Twitter, banyak momen Piala Dunia yang trending. Misalnya, Maroko yang trending sampai tiga hari usai mereka menyingkirkan Portugal.
Ada juga pegawai yang ancang-ancang pulang lebih cepat agar bisa lebih cepat tidur untuk nonton bola malam harinya. Fenomena keramaiannya terasa.
Itu adalah fenomena di luar stadion. Fenomena di dalam stadion lebih menarik perhatian. Banyak drama atau kejutan yang terjadi.
Mungkin ini adalah Piala Dunia yang banyak memunculkan hasil mengejutkan, khususnya di babak grup. Kemenangan Arab Saudi, keberhasilan Jepang dan Korsel, kemenangan Kamerun atas Brasil, dan perkasanya Maroko, adalah contoh drama yang jadi pembicaraan banyak orang.
Tentu saja di babak gugur juga muncul kejutan. Seperti tersingkirnya Spanyol dan Portugal dari Maroko. Fenomena-fenomena itu membuktikan Piala Dunia 2022 sebagai magnet luar biasa.
Nada-nada miring juga makin membuat Piala Dunia 2022 jadi pembicaraan. Banyak nada miring bergentayangan di Piala Dunia 2022. Terlepas benar tidaknya nada miring itu, jelas makin menjadikan Piala Dunia 2022 bermagnet. Sampai jelang final pada Minggu (18/12/2022) antara Argentina vs Prancis, gema Piala Dunia 2022 terus menggila.
Fenomena Piala Dunia 2022 ini mirip-mirip dengan Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. Sebelum gelaran, gemanya tak terdengar.
Kemenpora waktu itu sangsi Asian Games akan jadi pusat perhatian. Tapi begitu pertandingan dimulai, semua berubah. Asian Games 2018 memiliki magnet luar biasa.
Olahraga adalah magnet luar biasa. Magnet untuk menggerakkan gairah, optimisme, pantang menyerah manusia. Asalkan jangan racuni olahraga dengan politik praktis. Itu saja.