SERAYUNEWS-Pengelolaan dan pengolahan sampah oleh siswa SMAN 1 Sigaluh Banjarnegara ini berhasil mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Para siswa ini berhasil mengumpulkan sampah melalui bank sampah di lingkungan sekolah.
Siswa SMAN 1 Sigaluh berhasil mengumpulkan lebih dari 100 kilogram sampah. Mereka memasukkan sampah itu ke bank sampah sekolah. Alur setelahnya, sampah tersebut ke pengepul untuk proses daur ulang. Hasilnya para siswa melalui kelas masing-masing mendapatkan rupiah dari hasil penjualan sampah.
Koordinator Projek Profil Penguatan Pelajar Pancasila (P5) Heni P memberikan penjelasannya. Dia mengatakan, kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan P 5 berkelanjutan. Bank sampah tersebut merupakan satu upaya menjadikan kepedulian lingkungan sebagai budaya bagi para siswa. Sehingga mereka akan tergerak saat melihat sampah yang berserakan.
“Sejauh ini sudah mulai muncul karakter itu. Hanya saja kegiatan ini harus terus menerus ada motivasi dan keteladanan dari guru. Efek dari kegiatan ini sudah terlihat, TPA sekolah tidak lagi penuh sampah plastik,” katanya.
Bank sampah yang ada di sekolah ini juga menjadikan ruang guru lebih tertata. Pasalnya tumpukan kertas yang sudah menahun dan menggunung bisa masuk ke bank sampah.
“Banyak sekali sampah kertas yang teronggok di ruang guru, bahkan tumpukan sampah ini sampai tahunan. Dengan adanya bank sampah ini, tumpukan kertas yang sudah tidak terpakai masuk ke bank sampah. Sehingga lebih bermanfaat. Ruangan juga menjadi lebih bersih,” katanya.
Khalila seorang siswa SMAN 1 Sigaluh mengaku jika kegiatan ini merupakan pengalaman pertamanya. “Jadi tahu cara memilah sampah agar harganya dapat maksimal. Kelas kita jadi punya tambahan uang kas. Namun yang paling penting sampah tidak mencemari lingkungan dan dapat didaur ulang,” kata Khalila.
Pendamping kegiatan dari Relawan Inspirasi Rumah Zakat Bayu Setyo Pramudya Wardana mengatakan, jika sudah membudaya, bank sampah ini akan sangat terasa manfaatnya. Tidak hanya mengumpulkan sampah daur ulang, namun dapat juga mengolah sampah organik menjadi pupuk.
“Di sini kan banyak tanaman buah. Sangat potensial bagi anak-anak untuk bisa membuat pupuk. Sehingga sampah organik dapat dimaksimalkan manfaatnya,” ujar Bayu.