Purbalingga, serayunews.com
Maryono, Ketua RT setempat, sekaligus arsitek Masjid ka’bah mengatakan, bahwa pemilihan model masjid menyerupai Ka’bah bukan tanpa alasan. Dipilihnya desain seperti itu justru atas dasar keterbatasan. Baik terbatasnya lahan yang ada dan terbatas biaya pula.
“Ukuran lahan yang terbatas yaitu 7×12 meter, kalau dibangun seperti mushola atau masjid pada umumnya, akan sangat terkesan sempit,” katanya, Minggu (25/07/2021).
Dijelaskan, bahwa masjid ka’bah ini dibangun di atas tanah wakaf. Menyiasati kondisi yang ada, maka hasil musyawarah diputuskan tidak memakai serambi. Begitu juga dengan kubah di atas bangunan, seperti pada umumnya.
“Hasil musyawarah akhirnya di pilih model Ka’bah, persis sampai atasnya. Kalau pake kubah itu memakan biaya lagi, pernah survey ukuran sedang saja harganya Rp 45 juta,” katanya.
Masjid yang belum sepenuhnya jadi ini mulai dibangun sekitar bulan Maret. Pembangunan menghabiskan biaya Rp 300 juta. Semua dilakukan swadaya warga. Termasuk pengerjaannya.
“Ini sekitar Rp 300 juta, iuran warga dan donatur. Donatur itu kebanyakan warga asli sini yang merantau atau sudah domisili di luar kota,” ujarnya.
Lebih lanjut Maryono menjelaskan, model pemungutan sumbangan pun unik. Setiap kepala keluarga (KK) diberi amplop kosong. Selanjutnya dikumpulkan di kotak yang ditaruh di lahan sekitar lokasi masjid.
“Suka rela, tidak dipatok besarannya. Kenapa pakai amplop, ini untuk mengantisipasi kesenjangan. Kalau pakai catatan kan takutnya liat besaran dari yang lain, malah bisa bikin minder dsb, kalau amplop dan dimasukan kotak kan tidak terlihat,” kata dia.
Saat ini, masjid yang diperkirakan bisa menampung sekitar 60 jamaah ini, sedang dalam tahap pengerjaan akhir atau finishing. Diantaranya adalah memasang paving pada sisi luar bangunan. Paving dipasang mengelilingi bangunan masjid. Rencananya, nantinya akan bisa dimanfaatkan jika ada pelajar yang melaksanakan manasik haji.
“Ini tinggal masang paving, karena ada permintaan kalau masjid ini akan digunakan manasik haji anak sekolah, jadi pinggirannya dipaving,” katanya.
Dia menambahkan, rencananya masjid ini akan dinamai Masjid An-Nur. Saat ini masjid juga belum diresmikan. Meskipun sudah kerap digunakan untuk sholat jamaah. Maryono dan warga setempat berharap peresmian masjid bisa dilakukan langsung oleh Bupati Purbalingga. “Rencananya akan dikasih nama Masjid An-Nur, belum diresmikan, kepenginnya sih diresmikan sama bupati,” kata dia.