SERAYUNEWS– Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto berkomitmen terus menambah jumlah Guru Besar di perguruan tingginya. Saat ini, Unsoed telah memiliki sebanyak 133 orang profesor dan jumlahnya akan terus bertambah dari waktu ke waktu.
Terbaru, Sidang Terbuka Senat Unsoed mengukuhan lima profesor. Mereka merupakan pakar dari berbagai bidang keilmuan. Pengukuhan dipimpin Ketua Senat Unsoed, Prof Mas Yedi Sumaryadi di Graha Widyatama Prof Rubijanto Misman Unsoed Purwokerto, Selasa (31/10/2023).
Kelima profesor yang dikukuhkan antara lain, Prof Nuraeni Ekowati sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Mikologi, pada Fakultas Biologi Unsoed. Kemudian, Prof Untung Susilo sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Fisiologi Nutrisi, pada Fakultas Biologi Unsoed.
Selanjutnya, Prof Gito Sugiyanto sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Teknik Sipil Sistem Transportasi, pada Fakultas Teknik Unsoed. Lalu, Prof Sri Lestari sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Manajemen Keuangan, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Purwokerto.
Terakhir, Prof Suharno sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Ekonomi Pembangunan, pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed Purwokerto. Melalui pengukuhan ini, Prof Untung Susilo dan Prof Nuraeni Ekowati menjadi Guru Besar ke-27 dan ke-28 di Fakultas Biologi.
Prof Gito Sugiyanto menjadi guru besar ke-4 di Fakultas Teknik. Sedangkan Prof Suharno dan Prof Sri Lestari sebagai guru besar ke-18 dan ke-19 pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Rektor Unsoed, Prof Akhmad Sodiq mengaku bersyukur, Unsoed kini memiliki 133 orang profesor. “Insyaallah kiranya dapat terus bertambah dari waktu ke waktu,” ungkap Rektor dalam keterangannya, Rabu (1/11/2023).
Dijelaskan, kepercayaan telah diberikan negara dan pemerintah kepada kelima profesor. Mereka akan memangku jabatan akademik tertinggi seorang dosen. Hal ini adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan bagi Unsoed Purwokerto.
Prof Sodiq menyebut, pemikiran Prof Nuraeni Ekowati memberikan perspektif yang komprehensif akan potensi peran dan kontribusi mikologi dalam meningkatkan kualitas kesehatan.
Sementara Pandangan Prof Untung Susilo tentang fisiologi nutrisi, memantik ide dan gagasan untuk mengeksplorasi potensi konsumsi yang tidak hanya bernutrisi melainkan juga memiliki nilai keekonomian.
Gagasan Prof Gito Sugiyanto tentang peran sistem transportasi, menegaskan keberpihakan teknologi sebagai sarana penghubung antarwilayah yang memiliki nilai strategis.
Ada pun pemikiran Prof Sri Lestari tentang manajamen keuangan. Hal ini memberikan kita kesadaran akan pentingnya aspek keamanan teknologi informasi dalam penggunaan aplikasi keuangan berbasis digital.
Sedangkan perspektif Prof E Suharno tentang pola dan makna pembangunan ekonomi, memberikan pemahaman yang komprehensif secara teoeretis konseptual, dan menjadi pijakan dalam pengembangan keilmuan ke depannya.