SERAYUNEWS – Setiap tahun, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Paskah sebagai puncak iman mereka. Namun, sebelum memasuki Hari Paskah, ada satu momen penting yang tak kalah sakral, yakni Vigili Paskah.
Mungkin sebagian orang masih bertanya-tanya, apa sebenarnya Vigili Paskah? Apakah sama dengan Hari Paskah? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.
Vigili Paskah, juga dikenal sebagai Malam Paskah, merupakan salah satu perayaan liturgi paling penting dalam kalender Gereja Katolik dan beberapa denominasi Kristen lainnya. Kata vigili berasal dari bahasa Latin vigilia yang berarti “berjaga” atau “bermalam.”
Dalam konteks Paskah, istilah ini mengacu pada malam ketika umat berkumpul dan berjaga untuk menyambut kebangkitan Yesus Kristus.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI VI Daring), vigili diartikan sebagai “malam menjelang suatu hari raya.” Maka dari itu, Vigili Paskah bukanlah Hari Paskah itu sendiri, melainkan malam sebelumnya, yang secara liturgis menjadi momen persiapan dan pengharapan.
Perlu ditegaskan bahwa Vigili Paskah berbeda dengan Hari Paskah, meskipun keduanya saling berkaitan erat. Berikut perbedaan utamanya:
Vigili Paskah merupakan puncak dari Triduum Paschale atau Tri Hari Suci, yaitu tiga hari menjelang Paskah yang memiliki makna liturgis mendalam:
Kamis Putih: Memperingati Perjamuan Terakhir Yesus bersama para murid.
Jumat Agung: Mengenang sengsara dan wafatnya Kristus di kayu salib.
Sabtu Suci: Hari hening dan penantian dalam duka, yang ditutup dengan perayaan Vigili Paskah.
Dengan demikian, Vigili Paskah bukan hanya sekadar ibadah malam biasa, melainkan penutup yang megah dari rangkaian kisah sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus.
Liturgi Vigili Paskah biasanya terdiri dari empat bagian utama, yang masing-masing sarat akan simbol dan makna rohani:
Liturgi Cahaya
Perayaan dimulai dalam keadaan gelap. Api baru dinyalakan di luar gereja, dan dari api ini, Lilin Paskah (Exsultet) dinyalakan sebagai simbol Kristus, terang dunia. Cahaya lilin kemudian disebarkan ke seluruh jemaat, melambangkan terang Kristus yang mengusir kegelapan dosa dan maut.
Liturgi Sabda
Umat mendengarkan pembacaan dari Kitab Suci yang menceritakan karya keselamatan Allah dari zaman Perjanjian Lama hingga kisah kebangkitan Kristus dalam Injil.
Liturgi Pembaptisan
Dalam bagian ini, dilakukan pemberkatan air baptis dan pembaruan janji baptis. Pada beberapa kesempatan, juga dilakukan baptisan bagi katekumen (orang yang baru menjadi Kristen).
Liturgi Ekaristi
Bagian terakhir adalah perayaan Ekaristi Kudus, di mana umat menyambut tubuh dan darah Kristus, simbol persatuan dalam kemenangan dan kehidupan baru.
Penyelenggaraan Vigili Paskah di malam hari bukan tanpa alasan. Selain mengikuti tradisi awal Gereja Perdana, malam adalah simbol kegelapan dunia sebelum kebangkitan, dan kebangkitan Yesus dipercaya terjadi pada waktu fajar menyingsing.
Maka, umat berjaga dalam malam dan merayakan sukacita seiring munculnya terang, baik secara harfiah maupun rohani.
Sementara itu, Hari Paskah, yang jatuh pada hari Minggu setelah Vigili, merupakan puncak dari seluruh rangkaian perayaan.
Hari ini menandai kemenangan Yesus Kristus atas maut dan dosa, serta kebangkitan-Nya dari kubur. Dalam iman Kristen, kebangkitan ini adalah fondasi dari harapan akan hidup kekal.
Hari Paskah dirayakan dengan penuh sukacita, kebaktian meriah, nyanyian Alleluia, dan dekorasi gereja yang semarak. Ini adalah hari pembebasan, saat umat Kristen bersukacita atas kasih Allah yang mengalahkan maut.
Vigili Paskah dan Hari Paskah memang berbeda, baik dari segi waktu maupun makna liturgisnya. Vigili Paskah adalah malam berjaga yang sakral, penuh simbol dan harapan akan terang baru.
Sedangkan Hari Paskah merupakan perayaan kemenangan sejati — Yesus bangkit, dosa dikalahkan, dan hidup baru dijanjikan.
Dengan memahami perbedaan dan makna mendalam di balik kedua perayaan ini, umat Kristiani dapat menjalani Paskah bukan hanya sebagai tradisi, tetapi sebagai pengalaman spiritual yang memperkuat iman dan harapan.
***