SERAYUNEWS – Warga Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, sempat heboh karena pesan berantai soal penculikan anak SD yang menyebar luas melalui grup WhatsApp sejak Senin malam, 1 Juli 2025.
Dalam pesan tersebut, seorang siswa kelas 5 SD di Desa Karanggintung diculik oleh pelaku yang menggunakan mobil kuning. Bahkan, pesan itu turut mencantumkan nama warga yang merupakan nenek korban dan menyertakan narasi religius yang memicu kepanikan.
“Assalamualaikum untuk semua warga… baru saja saya mendengar kabar penculikan anak kls 5 SD di Karanggintung, cucu Mbok Saniyem, dibawa mobil warna kuning… Yuk kita share ke beberapa warga supaya waspada,” demikian isi pesan yang tersebar.
Merespons kabar yang viral tersebut, jajaran Polresta Cilacap langsung bergerak melakukan klarifikasi ke lokasi yang disebut dalam pesan. Hasilnya, informasi penculikan itu dipastikan tidak benar alias hoaks.
“Iya betul, tadi malam kami menerima informasi tersebut dan langsung melakukan klarifikasi ke Kepala Desa Karanggintung, Bapak Turmono, serta Kepala Dusun Sindangraja, Bapak Heri,” kata Kasi Humas Polresta Cilacap Ipda Galih Soecahyo, S.H, Selasa (2/7/2025).
Dari hasil pengecekan, Bu Saniyem memang benar tinggal di RT 08 RW 04 Desa Karanggintung dan memiliki cucu. Namun, cucunya masih duduk di kelas 2 SD, bukan kelas 5, dan dalam kondisi sehat di rumah.
“Pak Kadus sudah mengecek langsung ke rumah Bu Saniyem dan memastikan cucunya dalam keadaan aman. Tidak ada penculikan. Jadi, informasi tersebut tidak benar atau hoaks,” tegas Galih.
Polresta Cilacap mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya, apalagi ikut menyebarkan informasi yang belum diverifikasi, terutama yang berkaitan dengan isu sensitif seperti penculikan anak.
“Silakan konfirmasi terlebih dahulu kepada pihak kepolisian atau aparat desa sebelum menyebarkan informasi, terutama yang menyangkut keamanan dan ketertiban masyarakat,” lanjut Galih.
Polisi menegaskan bahwa penyebaran hoaks bisa berdampak serius, baik secara psikologis maupun sosial, karena dapat memicu kepanikan massal.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat agar lebih bijak dalam bermedia sosial dan tidak menjadi bagian dari penyebar kabar bohong, meskipun dengan niat baik.