SERAYUNEWS – Beredar kabar bahwa Novi Citra Indriyati, yang lebih dikenal dengan nama panggung Twister Angel, vokalis band punk new wave asal Purbalingga, Sukatani, diduga dipecat sebagai guru.
Dugaan ini muncul setelah lagu yang ia bawakan, berjudul “Bayar Bayar Bayar,” menjadi perbincangan publik.
Menanggapi isu tersebut, Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, menunjukkan sikap terbuka dengan menawarkan Novi kesempatan untuk tetap mengajar di wilayahnya.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, @fahmihnf, Fahmi menyampaikan kesediaannya menerima Novi untuk mengabdi di sekolah-sekolah di Kabupaten Purbalingga.
“Saya, Fahmi Muhammad Hanif, selaku Bupati Purbalingga, dengan tangan terbuka siap menerima Mbak Novi jika beliau berkenan untuk bergabung mengajar di sekolah di Kabupaten Purbalingga,” tulisnya dalam unggahan pada Sabtu (22/2/2025), di tengah kesibukannya mengikuti kegiatan retret kepala daerah di Magelang.
Situasi yang menimpa Sukatani memicu gelombang solidaritas dari berbagai pihak. Aksi solidaritas digelar di Purbalingga, diikuti oleh masyarakat, aktivis, serta komunitas seni dan budaya lainnya.
Juru bicara aksi, Bilqis, menegaskan bahwa gerakan ini mengusung tagar #KamiBersamaSukatani sebagai bentuk dukungan terhadap kebebasan berekspresi para musisi dan seniman.
Ia menekankan bahwa kritik sosial dalam seni adalah hal yang wajar dan tidak seharusnya berujung pada tekanan atau intimidasi.
“Apa yang disampaikan grup musik Sukatani merupakan kritik sosial dan wujud kebebasan berekspresi. Jadi tidak perlu dipaksa untuk meminta maaf,” ujar Bilqis.
Para peserta aksi juga menyerukan agar tidak ada lagi pembatasan terhadap kebebasan berkarya, terutama bagi musisi yang menyampaikan kritik sosial melalui lagu-lagu mereka.
Menurut mereka, kebebasan berekspresi merupakan bagian fundamental dalam sistem demokrasi yang dianut Indonesia.
Aksi solidaritas ini berlangsung dengan damai dan kreatif. Para peserta melakukan mimbar bebas, membawakan lagu “Bayar Bayar Bayar,” serta menggelar aksi simpatik berupa pembagian hasil pertanian lokal kepada masyarakat.
Selain itu, panggung musik diadakan dengan partisipasi beberapa grup musik yang turut bersolidaritas terhadap situasi yang dialami Sukatani.
Para demonstran yang datang dari Purbalingga dan Purwokerto membawa spanduk serta poster bertuliskan “Kami Bersama Sukatani” dan “Tolak Pembungkaman Karya Seni.”
Diketahui sebelumnya, Sukatani mengunggah video permohonan maaf kepada Kapolri buntut dari lagu “Bayar Bayar Bayar” yang viral di media sosial dan dianggap menyinggung kepolisian.***