SERAYUNEWS – Baru-baru ini di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), telah terdeteksi wabah antraks.
Wabah yang menular melalui sapi tersebut telah menjangkiti 93 orang yang dinyatakan positif antraks dan 3 orang tewas.
Antraks merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Batricus anthracis yang dapat menular pada hewan dan manusia.
Spora dari bakteri tersebut dapat bertahan selama puluhan tahun di tanah. Untuk mematikannya harus dipanaskan dalam suhu temperatur 100 derajat celcius selama 20 menit.
Antraks bersifat zoologi yang artinya dapat ditularkan ke hewan dan manusia.
Wabah antraks di Gunungkidul telah menyebabkan tiga warga tewas dan 93 orang positif antraks.
Setelah dilakukan penyelidikan, rupanya hal tersebut disebabkan karena warga terindikasi mengonsumsi daging sapi yang mati karena antraks.
Warga disebut menggali kembali sapi yang mati karena antraks dan menyembelihnya untuk kemudian dikonsumsi dagingnya.
Salah seorang warga yang meninggal adalah warga dari Pedukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu.
Dari 12 ekor ternak yang terpapar antraks, pihak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul tidak menemukan bangkai.
Itu artinya, kemungkinan besar sapi-sapi yang mati tersebut telah dikonsumsi warga sekitar.
Wabah ini pun saat ini tengah menjadi perhatian karena tentunya cukup berbahaya dan dapat menyebabkan kematian pada manusia.***