SERAYUNEWS –Wakil Bupati Purbalingga, Sudono menegaskan, di Purbalingga jangan sampai ada rumah reot.
Sebab, kondisi rumah tidak layak huni ini termasuk indikator kemiskinan. Sementara Pemkab, tengah berupaya menggapai target untuk bisa lepas dari miskin ekstrem.
“Jangan sampai ada rumah reot di Purbalingga! Kalau ada, tolong disampaikan kepada kepala desa atau diusulkan kepada camat untuk dapat bantuan pemugaran rumah tidak layak huni,” kata Wabup Sudono, Selasa (9/5/2023).
Sudono meminta, seluruh hajatan pemerintahan baik dinas, kecamatan, sampai di Pemdes untuk memperhatikan lingkungan sekitarnya. Sehingga bagaimana kondisi wilayah, masyarakat, dan tetangga paling dekat bisa terpantau.
Setidaknya ada empat elemen indikator miskin ekstrem, yakni rumah layak huni, jamban, listrik dan air bersih. Adanya perhatian dari sesama, paling tidak dasar kebutuhan Keluarga Rumah Tangga (KRT) bisa terpenuhi.
Persoalan tersebut bisa terselesaikan, lanjut Sudono, jika ada perhatian dari banyak elemen. Karena hal tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, gotong royong dalam mengatasi persoalan sosial sangat diperlukan.
“Nanti ketika sudah dibantu RTLH dan listrik, tetangga bisa gotong royong membantu membiayai biaya listrik yang mungkin bagi mereka hanya untuk membantu penerangan,” katanya.
Sudono juga menyampaikan, bahwa Pemkab Purbalingga tengah serius mengentaskan kemiskinan ekstrem. Sebab tahun 2024, ditargetkan kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah nol.
“Kalau bersama sama pasti bisa,” kata dia.