Purbalingga, serayunews.com
Pejabat fungsional epidemilologi Dinkes Purbalingga, Bekti Aribawanti Rini menyatakan, di wilayah Kabupaten Purbalingga belum ditemukan adanya kasus penyakit ini. Namun demikian, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.
Bekti mengatakan, bahwa penyakit hepatitis yang umum terjadi adalah jenis hepatitis A, B, dan C. Namun akhir-akhir ini, ada penyakit hepatitis akut yang telah menjangkit beberapa negara di dunia.
“Di Indonesia ada 35 kasus kumulatif dengan dugaan hepatitis akut. Untungnya di Jawa Tengah belum ada kasus tersebut, termasuk Purbalingga,” katanya, saat acara sosialisasi pencegahan persebaran hepatitis akut kepada anggota Darma Wanita, Senin (6/6/2022) siang.
Penyakit ini memiliki gejala awal diare, mual, muntah, sakit perut, atau adanya demam. Jika ada gejala awal ini, maka masyarakat tidak perlu panik. Langsung saja dibawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, untuk segera mendapat penanganan. Sehingga tidak sampai mendapati gejala lanjutan seperti mata dan kulit yang berubah warna kuning.
“Untuk mencegahnya sebenarnya kita cukup menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) seperti rutin mencuci tangan, pastikan makanan dalam keadaan masak dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, hindari kontak dengan orang sakit, dan menjaga kebersihan lingkungan rumah,” kata dia.
Sebagai salah satu organisasi di masyarakat, Dharma Wanita Persatuan (DWP) memiliki peran, salah satunya untuk memberikan sosialisasi yang berkaitan dengan Kesehatan di lingkungan masyarakat.
Ketua DWP Kabupaten Purbalingga, Diyah Agus Winarno berharap, anggota DWP yang hadir nantinya bisa memberikan informasi kepada masyarakat secara luas tentang penyakit hepatitis akut ini. Baik di dalam rumahnya sendiri, maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.
“Dharma Wanita juga mempunyai tanggung jawab untuk bisa memberikan pencerahan ke masyarakat melalui para istri ASN (Aparatur Sipil Negara) di lingkungan Kabupaten Purbalingga ini,” katanya.