Dalam hubungan suami istri, biasanya sang suami yang sering keluyuran untuk mencari nafkah. Bisa ke kantor, bisa di luar kantor. Tapi bisa juga sang istri yang keluyuran cari nafkah dan suami di rumah. Tapi tulisan ini akan membahas soal hal yang umum terjadi, yakni suami keluyuran mencari nafkah dan istri di rumah. Nah, biasanya kalau suami mencari ada kalanya pulang larut malam.
Cilacap, Serayunews.com
Penyebabnya macam-macam. Salah satunya lembur. Namun, bisa juga ternyata ayah main-main dan lapor ke istrinya via aplikasi perpesanan dengan alasan lembur. Lalu, jika sang suami mulai sering jarang pulang ke rumah bagaimana?
Nah, inilah kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi. Tentu harus diwaspadai oleh sang istri.
Ternyata suami malah main-main. Dia tak kerja dan tak lembur. Main-main sampai jarang pulang. Kalau suami terlalu sering main-main di luar, lalu main-main sama Moms kapan? Nah itu bisa berbahaya.
Untuk mengetahui apa yang ayah lakukan, di zaman modern ini gampang saja. Pertama adalah memastikan melalui video call. Pastikan dengan menelepon bahwa ayah memang sedang mencari nahkah hingga jarang pulang.
Tapi memang kadang telepon dimatikan kalau lagi sibuk. Atau telepon tidak sering disentuh jika sudah menyentuh yang lain. Kalau sudah begitu, usahakan Moms punya grup aplikasi perpesanan istri-istri pegawai. Dari situ informasi akan bisa muncul. Atau dekati saja salah satu teman suamimu. Kalau teman suamimu sudah dekat, maka biasanya bisa terbuka kapan saja. Pagi, siang, sore, malam.
Ini bisa saja terjadi jika suami sudah jarang pulang. Mungkin saja sang ayah memang sibuk bekerja. Namun, karena jarak rumah dengan kantor cukup jauh, akhirnya ayah memutuskan untuk bobo di tempat lain.
Tempat lain itu macam-macam. Salah satunya bobo di kantor. Karena malas pulang dan sudah sangat larut malam, badan cape, maka memilih bobo di kantor. Tempat lain yang diboboin mana lagi? Ya pikir sendiri saja. Jangan-jangan….
Solusinya masih seperti poin pertama. Pengawasan melekat kudu dilakukan Moms.
Bagi mereka yang hidup di kota yang ruwet dan besar, potensi tersesat berkali-kali itu mungkin saja terjadi. Apalagi jika tak paham perangkat teknologi. Jadi Moms, kalau ayah banyak pekerjaan, potensi pusingnya itu besar sekali.
Kalau sudah pusing, yang terjadi adalah kekalutan. Hal ini makin parah kalau ternyata Ayah ada di tempat baru. Dia tak hapal jalan. Perangkat teknologi tak menguasai. Mau tanya orang, takut dipalak atau karena sudah tak ada orang.
Bagaimana kalau ayah tersesat. Ya telepon saja. Kalau tidak, sebelum berangkat diberi corat coret agar bisa tak tersesat.
Hal ini bisa saja terjadi jika ayah sudah berumur. Sudah berumur dan masih keluyuran cari nafkah. Sebenarnya kasihan, tapi realitas itu tak jarang kita dapati. Kalau sudah berumur, potensi pikun bisa terjadi. Kalau sudah pikun, perangkat teknologi tak terlalu banyak artinya.
Bisa saja, dia sudah pulang, tapi ternyata pulang ke rumah orang. Bisa langsung masuk nyelonong di rumah orang karena tidak dikunci, lalu bobo begitu saja. Ini perlu diwaspadai. Tentu agar tidak mudah pikun, ayah perlu diajak refreshing atau diajak ngobrol. Jangan dianggurin kaya anggur busuk. (Kholil)