SERAYUNEWS- Hari Raya Idul Adha merupakan salah satu momen paling sakral dalam Islam.
Selain identik dengan ibadah kurban, Idul Adha juga menjadi saat yang tepat untuk memperbanyak amal ibadah melalui amalan-amalan sunnah yang Nabi Muhammad SAW contohkan.
Amalan-amalan ini tak hanya menambah pahala, tapi juga menumbuhkan kecintaan kepada Allah SWT dan memperkuat nilai-nilai spiritualitas umat Islam.
Bahkan, bagi yang belum mampu melaksanakan kurban, menjalankan sunnah Idul Adha tetap menjadi kesempatan besar untuk meraih keutamaan.
1. Mengumandangkan Takbir
Takbir merupakan bentuk pengagungan kepada Allah SWT yang sangat dianjurkan pada malam dan hari-hari Idul Adha.
Takbir mulai berkumandang sejak matahari terbenam pada 9 Zulhijah (malam Idul Adha) hingga waktu Asar pada 13 Zulhijah (akhir Hari Tasyrik).
Takbir dapat Anda lakukan secara individu maupun berjamaah, baik di masjid, rumah, atau dalam perjalanan.
Makna takbir:
Mengagungkan kebesaran Allah SWT, mengenang ketundukan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail terhadap perintah Ilahi, serta membangun suasana spiritual yang penuh syukur.
2. Mandi Besar (Mandi Sunah) Sebelum Salat Id
Mandi sebelum salat Idul Adha merupakan sunah yang menunjukkan kebersihan fisik dan kesiapan spiritual dalam menyambut hari raya. Caranya seperti mandi wajib, namun dengan niat: “Saya niat mandi sunah Idul Adha karena Allah Ta’ala.”
Dalil:
“Dari Nafi’, beliau mengatakan bahwa Ibnu Umar radliallahu ‘anhuma mandi pada Hari Idulfitri sebelum berangkat ke lapangan.”
(HR Malik dan Asy-Syafi’i)
3. Memakai Pakaian Terbaik
Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam mengenakan pakaian terbaiknya saat Idul Adha, bukan berarti harus baru atau mahal, tetapi pakaian yang paling rapi, bersih, dan pantas. Ini sebagai wujud memuliakan hari raya dan bentuk syukur atas nikmat Allah.
Dalil:
“Rasulullah memerintahkan kami untuk memakai pakaian terbaik yang kami miliki pada dua hari raya.”
(HR Hakim)
4. Memakai Wewangian
Disunahkan bagi laki-laki untuk mengenakan wewangian sebelum berangkat salat Id. Namun, bagi wanita, dianjurkan tidak memakai parfum menyengat jika akan ke tempat umum. Wewangian ini memberikan kesegaran dan menciptakan suasana nyaman di tengah jamaah.
5. Tidak Makan Sebelum Salat Id
Berbeda dengan Idul Fitri, pada Idul Adha disunahkan untuk tidak makan atau minum sebelum salat Id. Hal ini untuk membedakan antara kedua hari raya dan sebagai bentuk penghormatan terhadap ibadah kurban yang akan berlangsung setelah salat.
Makna spiritual:
Menahan diri dari kenikmatan dunia sementara waktu sebagai wujud kesabaran dan ketakwaan.
6. Berangkat Lebih Awal ke Tempat Salat
Datang lebih awal ke tempat salat menunjukkan kesungguhan dan semangat menjalankan ibadah. Dengan datang lebih awal, umat Islam bisa meluangkan waktu untuk berzikir, bertakbir, atau merenungkan makna Idul Adha.
7. Jalan Kaki Menuju Tempat Salat
Jika memungkinkan, anjurnya baiknya berjalan kaki menuju tempat salat Id, sebagaimana Rasulullah SAW contohkan. Ini menunjukkan kesederhanaan, serta memberi kesempatan untuk lebih banyak berzikir dan merenung.
Dalil:
“Rasulullah biasa berangkat dan pulang dari salat Id dengan berjalan kaki.”
(HR Ibnu Majah)
8. Melewati Jalan Berbeda Saat Pulang
Rasulullah SAW mengambil jalan yang berbeda saat pergi dan pulang dari salat Id. Ini bertujuan agar lebih banyak bersilaturahmi, menyapa orang-orang berbeda, serta menunjukkan syiar Islam kepada lingkungan sekitar.
Dalil:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika salat Id, beliau lewat jalan yang berbeda saat berangkat dan pulang.”
(HR Bukhari)
9. Mengajak Wanita dan Anak-anak ke Tempat Salat
Meski wanita tidak wajib ikut salat jika sedang haid, tetap sunahnya untuk hadir dan mendengarkan khutbah. Rasulullah menganjurkan seluruh keluarga hadir dalam suasana salat Id sebagai bentuk edukasi, kebersamaan, dan syiar Islam.
10. Mempererat Silaturahmi
Setelah salat Id dan penyembelihan hewan kurban, umat Islam dianjurkan untuk saling mengunjungi, mengucapkan salam, dan berbagi makanan.
Momentum ini menjadi sarana untuk mempererat tali persaudaraan, memperbaiki hubungan, serta menciptakan harmoni dalam masyarakat.
Dalil:
“… dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(QS. An-Nisa: 1)
11. Menunjukkan Keceriaan dan Syukur
Idul Adha adalah hari kegembiraan. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk merayakan hari raya dengan wajah ceria, penuh syukur, dan menyebarkan kebahagiaan kepada sesama.
Bahkan, beliau membolehkan anak-anak menyanyi untuk menunjukkan semangat Idul Adha.
Dalil:
“Sesungguhnya di setiap umat ada hari raya, dan ini (Iduladha dan Idulfitri) adalah hari raya kita.” (HR Bukhari dan Muslim)
Di antara semua amalan sunnah, berkurban adalah yang paling utama. Ibadah ini menjadi simbol ketundukan, keikhlasan, dan kepedulian sosial.
Jika saat ini belum bisa melaksanakan kurban, niatkan mulai dari sekarang dan sisihkan rezeki agar bisa berkurban di tahun berikutnya.
Namun, jika Anda berniat berkurban tahun ini, masih ada waktu hingga Hari Tasyrik (13 Zulhijah). Pastikan ibadah ini tidak terlewat, karena keutamaannya sangat besar, bahkan disebut lebih utama dari sedekah sejumlah uang yang sama.
Idul Adha adalah momentum besar untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan menjalankan 11 amalan sunnah di atas, kita bisa memperoleh keberkahan, memperkuat spiritualitas, dan memperbaiki hubungan sosial.
Jadikan hari raya ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga bentuk nyata ketakwaan kepada Allah.