
SERAYUNEWS- Perayaan Natal tinggal menghitung hari. Suasana sukacita mulai terasa di rumah, pusat perbelanjaan, hingga tempat ibadah.
Pohon cemara berdiri megah, lampu-lampu berpendar hangat, dan lagu-lagu Natal mulai mengalun di mana-mana. Namun tahukah Anda bahwa tradisi Natal tidak berhenti pada tanggal 25 Desember saja?
Umat Kristiani di seluruh dunia mengenal tradisi 12 Hari Natal, sebuah rangkaian perayaan yang berlangsung dari 25 Desember hingga 6 Januari.
Tradisi inilah yang menjadi alasan mengapa banyak keluarga memilih mempertahankan pohon Natal hingga tahun baru.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasan selengkapnya mengenai 12 hari Natal ada apa saja? Ini makna, tradisi, hingga waktu tepat menurunkan Pohon Natal:
Pohon Natal yang kini identik dengan lampu kelap-kelip dan ornamen cantik ternyata memiliki akar sejarah dari masa Pagan.
Pada masa itu, pohon yang didirikan di dalam rumah dihias dengan makanan, kertas warna-warni, apel, wafer, hingga permen.
Seiring waktu, apel digantikan bola kaca dan lilin ditambahkan sebagai simbol cahaya. Lilin inilah yang berkembang menjadi lampu Natal modern.
Di masa Romawi kuno, dekorasi pohon Natal baru boleh dilakukan pada siang sehari sebelum Natal. Kini, banyak keluarga mulai mendirikan pohon Natal sejak 1 Desember atau pada Sabtu minggu kedua Desember.
Beberapa kepercayaan menyebut waktu paling tepat menurunkan pohon Natal adalah pada:
5 Januari, atau
6 Januari, bertepatan dengan Epifani, hari yang menandai berakhirnya musim Natal.
Epifani adalah perayaan kedatangan Tiga Raja dari Timur yang mengunjungi bayi Yesus. Itulah sebabnya 6 Januari dianggap “penutup resmi” rangkaian Natal.
Menariknya, ada mitos yang mengatakan bahwa menurunkan pohon Natal sebelum atau setelah tanggal tersebut bisa mendatangkan kesialan. Karena itu, banyak umat Kristiani di Inggris memilih tanggal 5 Januari, sementara lainnya bertahan hingga 6 Januari.
12 Hari Natal adalah periode perayaan keagamaan yang dimulai 25 Desember dan berakhir 6 Januari (hari Epifani). Selama periode ini, umat Kristiani merayakan:
⦁ Kelahiran Yesus
⦁ Kedatangan Tiga Raja Majus
⦁ Tradisi berbagi hadiah
⦁ Ibadah khusus Natal
Periode ini juga menginspirasi lagu populer “12 Days of Christmas”, yang berisi hadiah simbolis seperti merpati, ayam, angsa, hewan ternak, hingga pemain drum.
Makna Hadiah dalam Lagu “12 Days of Christmas”
Contohnya:
⦁ Hari 1: Seekor ayam di pohon pir — melambangkan Yesus Kristus
⦁ Hari 2: Sepasang burung merpati — melambangkan Perjanjian Lama & Baru
⦁ Hari 3: Tiga ayam betina Prancis — melambangkan iman, harapan, dan kasih
⦁ Hingga hari ke-12 yang menampilkan hadiah mewah seperti pemain drum atau pemain suling.
Sepanjang periode ini, umat Kristiani di dunia merayakan:
⦁ Menghias rumah dan pohon Natal
⦁ Tukar kado
⦁ Makan malam Natal dan keluarga
⦁ Menyanyikan lagu Natal
⦁ Menonton film bertema Natal
⦁ Tradisi lokal, seperti
⦁ Rabo-Rabo (Jakarta)
⦁ Marbinda (Sumatra Utara)
1. Lagu Natal: Tradisi yang Tak Pernah Hilang
Lagu Natal telah menjadi bagian penting dari ibadah gereja sejak awal abad pertengahan. Popularitasnya meningkat sejak Santo Fransiskus dari Assisi menambahkan kidung dan drama kelahiran Yesus dalam bahasa daerah agar jemaat bisa ikut bernyanyi.
Sejak itu, lagu Natal berkembang hingga dikenal luas, termasuk karya modern seperti milik Mariah Carey.
2. Mengucapkan “Selamat Natal” Berawal dari A Christmas Carol
Tradisi mengucapkan “Merry Christmas” semakin populer setelah Charles Dickens menerbitkan A Christmas Carol pada 1843. Di dalam karya itu, ucapan “Merry Christmas” muncul hingga 21 kali.
3. Tradisi Susu dan Kue untuk Sinterklas
Tradisi ini berasal dari kebiasaan anak-anak di Jerman abad pertengahan yang meninggalkan makanan untuk Odin. Di Amerika, tradisi ini kemudian berubah menjadi memberikan susu dan kue untuk Sinterklas sebagai simbol rasa syukur.
4. Membuat Manusia Salju
Tradisi membuat manusia salju telah ada sejak 1380. Orang-orang di abad pertengahan memanfaatkan salju sebagai media seni karena mereka tidak memiliki perlengkapan lainnya.
5. Warna Natal: Mengapa Merah dan Hijau?
Hijau melambangkan kehidupan baru dan musim semi.
Merah berasal dari buah holly dan dipopulerkan oleh ilustrasi Sinterklas dalam iklan Coca-Cola karya Haddon Sundblom.
Kombinasi ini kemudian menjadi warna resmi Natal hingga sekarang.
6. Pohon Natal: Dari Pagan hingga Jadi Ikon Perayaan
Sebelum menjadi simbol Natal, masyarakat Pagan menempatkan ranting cemara sebagai pengingat bahwa musim semi akan tiba.
Tradisi modern pohon Natal berawal dari Jerman pada abad ke-16. Dari sana, kebiasaan ini menyebar hingga sampai di keluarga Ratu Victoria, yang membuatnya populer di seluruh dunia.