SERAYUNEWS– Sebanyak 24 kepala keluarga terdampak tanah gerak di Desa Karanggintung Kecamatan Gandrungmangu Cilacap mulai menempati hunian sementara (huntara). Di lokasi itu, ada 24 huntara yang dibangun di atas lahan seluas 2.862 meter persegi.
Huntara itu dilengkapi dengan fasilitas 1 unit musala dan 8 unit MCK umum. Sedangkan di setiap unit huntara berukuran 5×5 meter persegi dengan dua kamar, dapur dan kamar anak.
Rumah huntara dirancang dengan tetap memperhatikan kenyamanan penghuninya. Selain itu, unit-unit tersebut ditempatkan secara strategis di dekat infrastruktur yang ada, seperti sekolah, fasilitas kesehatan, dan pasar, untuk memfasilitasi kehidupan sehari-hari penghuninya.
Huntara itu diresmikan oleh Pj Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar, Selasa (18/7). Dia menyampaikan keprihatinannya kepada warga terdampak dan menekankan pentingnya bantuan kepada mereka yang membutuhkan.
Yunita juga memuji ketangguhan dan kesabaran warga yang terkena dampak di tengah situasi sulit yang mereka hadapi. Dia meyakinkan mereka bahwa pemerintah tetap berkomitmen untuk menemukan solusi permanen untuk masalah ketidakstabilan tanah mereka.
“Nantinya kita rencanakan ada Huntap. Tanahnya sudah ada nanti dibayar kabupaten dan kita dapat bantuan dari BNPB. Gotong royong dan kerjasama ini harus terus dibangun di Cilacap,” ujar Yunita.
Pj Bupati juga menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berpartisipasi membantu masyarakat di Desa Karanggintung, Gandrungmangu. Karena peran pemerintah di Kabupaten Cilacap perlu dukungan banyak pihak untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita tidak mau kemudian masyarakat yang menempati rumah risiko tanah bergerak masih di sana. Untuk itu dengan pelan-pelan pada masyarakat 24 KK yang terkena bencana tanah bergerak, mereka sudah bisa menempati Hunian sementara ini,” tambahnya.
Sampai saat ini, kelengkapan fasilitas Huntara sudah hampir mencapai 100 % hanya masih ada kekurangan lampu PJU. Meski begitu, BPBD sudah mengkoordinasikan dengan Disperkimta dan akan segera ditindaklanjuti.
“Kalau untuk air bersih, masih dalam pengawasan, karena untuk mengisi water torn yang ukuran 3.100 liter, volume yang didapatkan sekali penyedotan hanya mampu mengisi setengahnya (1.500 liter). Sementara mulai Subuh hingga pukul 14.00 WIB sudah melakukan penyedotan 2 kali,” ujar Plt Kalakhar BPBD Cilacap, Erna Suharyati.
Sementara itu, Ketua LAZISNU Cilacap, Wasbah Samudra Fawaid, menyampaikan bahwa LAZISNU Cilacap mendukung pemerintah dan berperan aktif ikut serta dalam pilar kemanusiaan, termasuk pembangunan huntara.
“NU Care LAZISNU Cilacap terlibat dalam pembuatan toilet umum sebanyak 8 toilet, pembuatan kelengkapan rumah berupa kaca, batuan berupa 24 karpet, water torn 3.100 liter Bersama PT Indonesia Power PLTU Adipala, dan instalasi air bersih,” ujarnya.
Wasbah juga menyampaikan terimaksih kepada pihak-pihak yang terkait, yang sudah turut membantu dan mendonasikan hartanya melalui Gerakan Koin NU Cilacap.
“Semoga bantuan ini bermanfaat dan meringankan beban para pengungsi sekaligus korban tanah bergerak tersebut,” imbuhnya.
NU Care LAZISNU Cilacap juga mengajak kepada masyarakat Indonesia untuk turut berdonasi membantu keperluan mendesak warga yang terdampak tanah bergerak di Desa Karanggintung, Gandrungmangu.
Salah satu warga, Kamsiyah, merasa bersyukur bisa menempati huntara dengan nyaman, pasalnya pada saat kejadian rumahnya terkena tanah bergerak parah, kemudian dirobohkan.
“Alhamdulillah dengan hunian sementara ini saya dapat beraktivitas dengan nyaman, tidur nyenyak. Terimakasih Lazisnu atas bantuan yang diberikan, semoga berkah,” tuturnya.