SERAYUNEWS – Imlek adalah momen istimewa yang dirayakan dengan penuh sukacita oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Lebih dari sekadar pergantian tahun, perayaan ini sarat dengan tradisi dan makna.
Namun, di balik kemeriahan Imlek, ada sejumlah pantangan yang diyakini penting untuk dihindari agar tidak membawa energi negatif atau “membuang” keberuntungan yang baru datang.
Pantangan-pantangan ini bukan hanya sekadar aturan, tetapi juga wujud penghormatan terhadap nilai-nilai leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Selain itu, setiap pantangan memiliki simbolisme yang dipercaya menjaga keberuntungan dan kesejahteraan sepanjang tahun. Berikut adalah lima hal yang tidak boleh dilakukan saat Imlek:
Selain pantangan-pantangan di atas, banyak yang bertanya-tanya apakah mencuci piring atau bersih-bersih diperbolehkan saat Imlek. Jawabannya, tidak disarankan untuk mencuci piring atau pakaian pada hari Imlek.
Mengapa? Menurut tradisi Tionghoa, kegiatan bersih-bersih, termasuk mencuci piring, diyakini dapat membuang keberuntungan yang baru saja datang di tahun baru.
Semua pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, menyapu, mencuci, atau bahkan membuang sampah dianjurkan untuk diselesaikan sehari sebelum Imlek.
Dengan begitu, di hari perayaan, Anda bisa fokus merayakan dengan sukacita tanpa khawatir “mengusir” keberuntungan.
Pada hari perayaan Imlek, mencuci rambut dianggap tidak disarankan. Mengapa? Dalam kepercayaan tradisional Tionghoa, rambut melambangkan kemakmuran.
Mencuci rambut di hari pertama Imlek diyakini akan menghapus rezeki dan keberuntungan yang baru saja datang. Oleh karena itu, pastikan Anda cuci rambut sehari sebelum Imlek agar tetap segar dan mematuhi tradisi.
Warna pakaian yang dikenakan saat Imlek juga memiliki makna mendalam. Pasalnya, merah adalah warna keberuntungan dan kebahagiaan.
Sebaliknya, hitam dan putih dianggap warna yang melambangkan kesedihan atau duka. Oleh sebab itu, mengenakan pakaian hitam saat Imlek sebaiknya dihindari.
Sebagai gantinya, kenakan pakaian berwarna cerah untuk menyambut tahun baru dengan semangat positif.
Kata-kata negatif seperti “mati,” “rugi,” atau “sial” harus dihindari selama perayaan Imlek. Ucapan buruk diyakini dapat membawa energi negatif dan memengaruhi nasib di tahun baru.
Sebagai pengganti, perbanyaklah mengucapkan doa, harapan, dan kata-kata positif yang membawa keberkahan.
Bubur adalah makanan yang dianggap melambangkan kemiskinan karena pada zaman dahulu bubur sering dikaitkan dengan orang-orang yang kekurangan.
Saat Imlek, makan bubur dianggap membawa simbol kemalangan.
Sebagai gantinya, sajikan makanan khas Imlek seperti kue keranjang, ikan, atau pangsit yang melambangkan kemakmuran dan kebahagiaan.
Aktivitas menjahit pada hari Imlek dianggap tidak baik karena alat-alat tajam, seperti jarum atau gunting, dipercaya dapat “memotong” keberuntungan.
Oleh sebab itu, tradisi ini melarang penggunaan alat tajam pada hari perayaan Imlek agar rezeki dan keberuntungan tetap utuh sepanjang tahun.
Jadi, jika Anda ingin merayakan Imlek dengan penuh makna, hindari hal-hal di atas dan fokuslah pada momen kebersamaan serta harapan yang baik. Gong Xi Fa Cai!***