SERAYUNEWS – Indonesia memiliki dua musim utama, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perubahan antara kedua musim ini sering disertai fenomena alam yang bisa diamati.
Memahami tanda-tanda awal musim hujan dapat membantu masyarakat, termasuk Anda, untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan cuaca.
Kabar baiknya, redaksi akan menyajikan lima tanda yang biasanya muncul saat akan memasuki musim hujan. Apabila Anda butuh informasi tersebut, simak sampai akhir.
Menurut prakiraan cuaca, musim hujan di Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan akan dimulai pada bulan November hingga Desember. Namun, pola ini dapat bervariasi tergantung pada wilayah geografis.
Beberapa daerah, terutama di wilayah barat Indonesia seperti Sumatra dan Jawa bagian barat, kemungkinan akan merasakan hujan lebih awal.
Sementara itu, wilayah timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara dan Papua, mungkin baru merasakan musim hujan pada akhir tahun.
Perkiraan waktu ini didasarkan pada pola angin muson barat yang biasanya bertiup mulai bulan Oktober hingga November.
Angin ini membawa kelembapan dari Samudra Hindia, yang kemudian menghasilkan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.
Penting untuk diingat bahwa perubahan iklim juga dapat mempengaruhi pola musim, sehingga masyarakat tetap perlu waspada dan selalu mengikuti informasi terbaru dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Awan cumulonimbus adalah salah satu tanda yang paling jelas menjelang musim hujan. Awan ini memiliki bentuk tebal dan menjulang tinggi hingga terlihat gelap.
Awan cumulonimbus sering kali membawa hujan deras, angin kencang, dan petir. Awan ini umumnya terbentuk akibat naiknya uap air ke lapisan atmosfer yang lebih tinggi.
Uap tersebut kemudian berkondensasi dan menghasilkan hujan. Jika Anda mulai sering melihat awan tebal dan gelap di sore hari, itu bisa menjadi indikasi bahwa musim hujan akan segera datang.
Saat akan memasuki musim hujan, suhu udara cenderung lebih lembap dan terasa lebih hangat, terutama di malam hari.
Kelembapan udara meningkat karena kadar uap air di atmosfer bertambah. Hal ini disebabkan oleh angin yang bertiup dari lautan, membawa uap air ke daratan.
Peningkatan kelembapan udara ini sering kali membuat udara terasa lebih pengap dan gerah. Jika fenomena ini terus terjadi, kemungkinan besar musim hujan akan segera tiba.
Salah satu penanda utama peralihan dari musim kemarau ke musim hujan adalah perubahan arah angin. Pada musim kemarau, angin dominan datang dari wilayah tenggara atau timur laut, yaitu angin yang kering.
Namun, menjelang musim hujan, angin mulai beralih arah, datang dari barat daya atau barat, membawa kelembapan dari lautan. Perubahan ini disebut angin muson barat, yang membawa curah hujan tinggi.
Tanda lain yang sering diabaikan, namun bisa menjadi penanda alam yang cukup akurat, adalah meningkatnya jumlah serangga, terutama laron, yang bertebaran di sekitar sumber cahaya.
Laron biasanya muncul setelah hujan pertama atau ketika udara mulai lembap. Kehadiran laron dalam jumlah banyak bisa menjadi sinyal bahwa musim hujan akan segera tiba.
Selain laron, jenis serangga lain seperti capung juga sering terlihat terbang rendah di sekitar genangan air.
Fenomena petir dan kilat yang sering terjadi, terutama di sore hingga malam hari, adalah tanda kuat bahwa musim hujan sudah dekat.
Petir dan kilat muncul karena perbedaan muatan listrik di antara awan dan bumi, yang terjadi lebih intens saat atmosfer mengandung lebih banyak uap air.
Ketika petir dan kilat mulai sering muncul, terutama bersamaan dengan angin kencang dan hujan lokal, ini adalah sinyal bahwa curah hujan akan meningkat dalam waktu dekat.
Demikian lima tanda akan masuk musim hujan yang kerap muncul, lengkap dengan informasi lainnya. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.***