
SERAYUNEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan hujan lebat mengguyur wilayah Jawa dan Sumatera selama 9-15 Desember 2025.
Prediksi ini mencakup potensi hujan sedang hingga sangat lebat disertai angin kencang di berbagai provinsi, hingga masyarakat perlu waspada terhadap banjir dan longsor
Masyarakat di Jawa dan Sumatera memerlukan kesiapan khusus menghadapi prakiraan cuaca BMKG periode ini.
Hujan lebat berpotensi mengganggu aktivitas sehari-hari, transportasi, dan sektor pertanian, sehingga BMKG selalu melakukan pemantauan melalui situs resminya.
BMKG mencatat pola cuaca hujan lebat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung mulai 9 Desember 2025.
Wilayah Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Banten menghadapi risiko serupa dengan intensitas sedang hingga lebat hingga 15 Desember.
Faktor pemicu utama meliputi bibit siklon tropis dan atmosfer yang memicu tumbuhnya awan hujan masif di perairan selatan Jawa dan Laut Jawa.
Pada tanggal 9-10 Desember, status siaga berlaku di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Lampung, serta Jawa Timur. Potensi hujan di sini sangat lebat mencapai lebih dari 50 mm/jam di titik tertentu.
BMKG mengamati curah hujan tinggi sebelumnya di Sumatera mencapai 166 mm/hari, pola ini berlangsung hingga berminggu-minggu dan mempengaruhi Jawa bagian barat.
Angin kencang disertai hujan lebat di wilayah pesisir Jawa dan Sumatera, dengan kecepatan hingga 40 km/jam.
BMKG merekomendasikan nelayan untuk menghindari perairan terbuka di Selat Sunda dan Selat Bali selama tanggal 9-12 Desember.
Dampak sebelumnya terjadi longsor di Jawa Tengah akibat hujan lebat, sehingga pemerintah daerah mrmbangun posko siaga bencana.
Bibit siklon tropis di utara Sumatera dan Low Pressure Area (LPA) di perairan timur Indonesia memicu peningkatan hujan lebat selama 9-15 Desember 2025.
BMKG mendeteksi gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) aktif yang memperkuat arus di Jawa dan Sumatera.
Suhu udara turun menjadi 23-28°C dengan kelembaban 80-98%, menciptakan kondisi ideal untuk awan Cumulonimbus pembawa petir.
Perubahan iklim memicu pola hujan ekstrem ini, di mana musim hujan 2025 tiba lebih awal di Jawa dan Sumatera.
BMKG mencatat peningkatan frekuensi hujan kurang lebih 100 mm/hari sebesar 20% dibandingkan tahun sebelumnya di wilayah tersebut.***