SERAYUNEWS – Malam satu Suro merupakan momen penting yang dianggap mengandung nilai-nilai spiritual yang tinggi, terutama dalam budaya Jawa.
Pada malam Suro, berbagai ritual seperti Tapa Mbisu, Jamasan, Siraman, dan lain-lain dilakukan untuk menyambut tahun baru dengan penuh harapan akan keberkahan.
Di samping itu, terdapat beberapa mitos terkenal yang melingkupi malam satu Suro.
Lalu, apa saja mitos-mitos tersebut? Artikel ini akan membahas tujuh mitos seputar malam satu Suro.
Salah satu mitos yang paling terkenal adalah larangan untuk bepergian pada malam satu Suro.
Konon, jika seseorang bepergian pada malam ini, mereka akan mengalami kejadian buruk dan kesialan. Mitos ini dipercaya oleh banyak orang sebagai bentuk kewaspadaan agar mereka tetap tinggal di rumah dan beribadah.
Banyak orang yang juga percaya bahwa mengadakan acara hajatan atau pernikahan pada bulan Suro adalah pamali dan dapat membawa banyak hal buruk.
Mitos ini tak jarang membuat banyak orang memilih waktu lain selain bulan Suro.
Selain itu, ada juga larangan untuk berbicara kasar.
Hal ini diyakini untuk menjaga kesucian malam tersebut dan menghindari hal-hal negatif yang bisa mengganggu keberkahan malam satu Suro.
Bulan Suro juga dipercaya sebagai bulan yang sebaiknya tidak digunakan untuk membangun rumah.
Konon, rumah yang dibangun pada bulan Suro tidak akan mendapatkan berkah dan penghuninya akan mengalami banyak masalah.
Ini berkaitan dengan salah satu ritual yang diadakan di Yogyakarta, yaitu tradisi Tapa Mbisu.
Di sana, mereka biasanya akan berkeliling mengitari benteng Keraton Yogyakarta dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Konon, pada malam satu Suro, arwah leluhur akan kembali ke rumah.
Mitos ini membuat banyak orang melakukan doa-doa khusus untuk menyambut arwah leluhur mereka.
Selain membangun rumah, pindah rumah pada bulan Suro juga dianggap tidak baik.
Mitos ini mengatakan bahwa pindah rumah pada bulan Suro akan membawa kesialan dan masalah bagi mereka.
Jadi, malam satu Suro masih penuh dengan berbagai mitos dan kepercayaan yang masih dipegang oleh masyarakat.
Walaupun tak semua orang percaya, namun nilai-nilai spiritual dan tradisi yang ada pada malam satu Suro tetap diyakini sebagai bagian penting dari budaya Jawa yang kaya akan makna dan sejarahnya.***