Purwokerto, Serayunews.com
Kepala DPU Kabupaten Banyumas, Irawadi mengatakan, sekolah tersebut dimaksudkan untuk menumbuhkan kecintaan serta kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian air. Sekolah dibuka untuk umum, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dengan materi yang disesuaikan.
“Untuk anak-anak misalnya akan diberikan pembelajaran tentang air, fungsinya untuk kehidupan, pentingnya menjaga kelestarian sumber air dan sebagainya. Sedang untuk kalangan dewasa, bisa dilakukan dengan penelusuran sungai, untuk mengetahui ada tidaknya pembendungan alami yang bisa menyebabkan banjir,” terangnya, Sabtu (13/3).
Irawadi menjelaskan, sekolah tersebut sifatnya informal, namun juga dilengkapi dengan kurikulum, sehingga yang disampaikan terstruktur. Dimulai dari terori-teori kemudian diikuti dengan praktek di lapangan.
“Tempat sekolahnya di Tesda ini, ada kepala sekolah juga dan nantinya juga dibagi dalam kelas-kelas tertentu, disesuaikan dengan usia dan kebutuhan informasi akan sungai. Intinya kita ingin membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap sungai dan sasaran lintas generasi,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein usai melounching sekolah air mengatakan, Tesda Kranji ini memang dikembangkan sebagai tempat edukasi sumber daya air, tempat masyarakat belajar tentang air. Demi menumbuhkan kecintaan masyarakat akan sungai, pihaknya juga memprogramkan agar rumah-rumah di sepanjang sungai, untuk menghadap ke sungai.
“Sungai Kranji ini juga kita lengkapi dengan ribuan ikan nila, tadi kita lepaskan 6.000 bibit ikan nila. Diharapkan setelah panen nanti, masyarakat atau pihak pengelola bisa mengisi dengan bibit ikan lagi, berkelanjutan dan bertambah banyak,” katanya.
Lokasi Tesda ini berada di bawah Jembatan Soekarno yang merupakan icon baru Kota Purwokerto. Rencananya jembatan tersebut juga akan dilengkapi dengan patung Soekarno serta masjid, taman dan sarana berjualan untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).