SERAYUNEWS – Jawa Tengah punya panggilan sejarah yang kuat. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menggunakan momen Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang sebagai pengingat mendalam. Ini bukan sekadar ritual tahunan. Sejarah perjuangan, yang ditandai oleh pertempuran 14–18 Oktober 1945, adalah tonggak perjuangan bangsa yang harus jadi pegangan. Di Tugu Muda, Ahmad Luthfi mengajak seluruh masyarakat Jawa Tengah untuk benar-benar menggelorakan semangat perjuangan dan pantang menyerah untuk menghadapi tantangan saat ini.
Upacara peringatan pada Selasa malam (14/10/2025) dihadiri oleh para veteran, Forkopimda, dan tokoh daerah. Ini adalah momentum untuk meneladani para pahlawan. Ahmad Luthfi menyoroti tokoh seperti dokter Kariadi dan rekan-rekannya yang telah mengajarkan arti pengabdian, pengorbanan, dan perjuangan.
Luthfi berpesan agar generasi penerus dapat mengadopsi nilai-nilai ini. Nilai perjuangan dan kebersamaan itu harus diterjemahkan menjadi kerja keras dan karya nyata dalam konteks zaman ini. Perjuangan tidak pernah berhenti, hanya bentuk tantangannya saja yang berubah.
Jawa Tengah adalah provinsi yang sangat kaya. Provinsi ini memiliki 37 juta masyarakat yang tersebar di 35 kabupaten/kota dengan keragaman potensi yang unik. Di tengah keragaman ini, Ahmad Luthfi menekankan: semangat gotong royong harus terus dijaga agar provinsi ini semakin sejahtera dan bersatu.
Gubernur juga mendesak agar seluruh masyarakat Jawa Tengah terus berkreasi, berinovasi, dan menjunjung tinggi integritas dalam setiap aktivitas.
Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang ditutup dengan pertunjukan kolosal yang dramatis. Pertunjukan ini menggambarkan kisah sejarah perjuangan bangsa—saat masyarakat yang baru merayakan kemerdekaan dipaksa berperang melawan gangguan tentara Jepang.
“Dari Kota Semarang dan Jawa Tengah, mari kita gelorakan semangat perjuangan dan tunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu membangun Indonesia dengan bermartabat,” tutup Luthfi.