SERAYUNEWS- Warga di tepian Sungai Sapi yang melintasi Desa Petir hingga Desa Merden Purwanegara, resah karena air cucian pasir yang terbuang ke sungai. Pasalnya, buangan air cucian tersebut menyebabkan air menjadi keruh pekat berwarna putih kecoklatan.
Ari, warga Desa Kaliajir Purwanegara mengatakan, air Sungai Sapi ini biasanya walau kemarau selalu bening.
“Baru hujan sekali saja, sudah keruh karena buangan cucian pasir. Warga jadi gak bisa manfaatkan air sungai,” katanya, (Selasa 21/11/2023)
Menurut dia, warga tidak menghalangi orang untuk mencari uang atau berusaha. Namun, pengusaha harusnya juga lebih bijaksana mengingat aliran sungai ini masih belum deras karena masih kemarau.
“Aliran sungai ini jadi sumber air warga untuk mandi, cuci, menyiram tanaman atau lainnya. Memang air konsumsi masih mengandalkan bantuan dari pemerintah,” katanya.
Terlebih, saat ini sudah masuk musim tanam sehingga masyarakat tidak berani menyedot air untuk menyiram tanaman. Karena dengan air yang keruh itu, bisa merusak mesin sedot air.
Warga lainnya, Karso juga mengaku sangat keberatan, jika ada yang membuang limbah ke Sungai Sapi. Warna air yang sangat keruh berwarna putih coklat, menjadikan warga tidak berani memanfaatkannya walau untuk mencuci atau menyiram tanaman.
“Kami sudah berkali-kali mengeluh, tapi masih saja untuk membuang sisa cucian pasir,” katanya.
Tokoh masyarakat Desa Kaliajir, Zaenal Arifin mengatakan, sungai tercemar sudah 1 minggu lebih akibat buangan limbah pasir atau aci pasir.
“Biar sama-sama jalan, saling menghargai, pengusaha pasir sebaiknya membuat bak penampung air cucian supaya tidak langsung ke sungai. Kami sudah menemui pengurus organisasi pengusaha pasir terkait hal ini,” katanya.