Pada tanggal 22 Agustus lalu, angka kasus baru di Jateng tercatat 427. Padahal pada pekan-pekan sebelumnya, penambahan kasus baru di Jateng bisa mencapai 3000 per hari.
“Penambahan kasus positif di Jateng pada Minggu (22/8) kemarin sebanyak 427. Penambahan kasus tertinggi di Purbalingga sebanyak 94 kasus, disusul Cilacap 41 kasus dan Banyumas 35 kasus,” kata Pj Sekda Jateng Prasetyo Aribowo.
Selain penambahan kasus baru yang menurun, tren positivity rate juga mengalami penurunan. Dari semula 21,20 persen di minggu ke-32 menjadi 18,20 persen di minggu ke-33.
Tak hanya positivity rate, angka kasus kematian atau case fatality rate di Jateng juga mengalami penurunan. Pada minggu ke-33 lalu, kasus kematian Jateng sebanyak 6,30 persen dan saat ini menurun jadi 5,83 persen.
“Ini baru pertama kali angka kematian Jateng turun di bawah 6 persen,” imbuhnya.
Dilaporkam bed occupancy rate (BOR) di sejumlah rumah sakit di Jateng juga terus menurun. Untuk BOR ICU yang awalnya sempat mencapai lebih dari 80 persen dan terakhir pada minggu ke-32 mencapai 55,04 persen, saat ini hanya 43,40 persen saja.
“Sementara BOR isolasi dari minggu ke-32 sebanyak 35,16 persen, saat ini tingkat keterisiannya hanya 23,05 persen,” pungkasnya.
Penyelarasan Data
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, penurunan kasus di Jateng selain kondisinya sudah membaik, hal itu juga dikarenakan upaya penyelarasan data antara kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Menurutnya, saat ini proses penyelarasan data itu sudah mulai beres sehingga data pusat dengan daerah sudah sama.
“Kan banyak Bupati/Wali Kota protes, pak di tempat kami sudah turun, kok datanya masih tinggi. Maka kami mulai bereskan datanya, dan sekarang sudah bagus,” ucap Ganjar.
Data penambahan kasus saat ini lanjut Ganjar adalah data riil penambahan dari kabupaten/kota tiap harinya. Sebelumnya, tingginya kasus Covid-19 di Jateng karena ada data yang belum dimasukkan pada hari itu juga, sehingga jumlahnya meningkat.
“Seperti minggu-minggu kemarin, kan beritanya ramai Jateng kok tinggi terus. Ternyata itu karena tambahan data inject. Dengan data riil yang kita tampilkan dan data lain disimpan ke boks dulu untuk kita masukkan ke data akumulatif, ternyata Jateng turun di ranking empat,” jelasnya.
Dengan data riil yang disampaikan itu, maka bupati/wali ota lanjut Ganjar bisa lebih nyaman. Meski begitu, ia tetap meminta agar semua tidak lengah dan tetap menjaga protokol kesehatan dengan ketat.
“Jangan sampai lengah dan harus tetap waspada. Saya minta upaya tracing dan testing juga tidak boleh kendor. Satu kasus positif, minimal ada 8 orang yang dites, syukur lebih. Sehingga kita tahu kondisi masyarakat agar penangananya jauh lebih baik,” pungkasnya.