Purwokerto, serayunews.com
Razaq (22), seorang mahasiswa di Purwokerto mengaku, cukup kaget mendengar kenaikan harga mie instan merupakan imbas dari perang Rusia – Ukraina.
“Semoga harganya naik tidak terlalu banyak. Mie instan sangat membantu kalau uang kiriman menipis,” kata dia.
Razaq mengaku, tidak terlalu sering mengkonsumsi mie instan. Cadangan makanan itu, ia santap saat uang saku dari orangtuanya hampir habis di akhir minggu.
Arulsyah (22), mahasiswa asal Bandung yang juga ngekost di Purwokerto ini mengaku, bakal kesal jika benar terjadi kenaikan harga mie instan.
Selain jadi makanan khas anak kost karena gampang penyiapannya dan harga terjangkau, Arul mengaku sangat menyukai mie instan.
“Dari kecil memang sangat suka mie instan, sarapan biasanya masak mie langsung dua bungkus. Kalau naik jadi mahal, uang jajan saya cepat habis,” katanya.
Sub Koordinator Seksi Informasi dan Promosi Dagang, Dinperindag Kabupaten Banyumas, Didik HNG mengaku, sejauh ini belum mendapat informasi soal kenaikan harga mie instan.
“Belum ada kabar soal harga mie instan naik dari kementerian, maupun petugas pemantauan di lapangan. Kami juga tidak mendapati adanya pembelian mie instan dalam jumlah besar,” ujarnya.