SERAYUNEWS – Berdasarkan data dari aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), terjadi penurunan yang signifikan dalam angka stunting di Kabupaten Magelang selama empat tahun terakhir.
Pada tahun 2019, angka stunting mencapai 17,03 persen. Namun baru-baru ini, angka tersebut turun menjadi 13,11 persen.
Informasi ini diungkapkan oleh Bupati Magelang, yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto.
Adi menyatakan bahwa pencapaian penurunan angka stunting yang signifikan ini merupakan hasil kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak.
Dalam hal ini termasuk pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan masyarakat yang telah berkomitmen secara nyata untuk mengatasi stunting di Kabupaten Magelang.
Dia juga menekankan bahwa penanganan stunting memerlukan waktu yang cukup lama.
Maka dari itu, penting untuk menjaga komitmen bersama agar upaya penurunan stunting berlangsung secara berkelanjutan.
Selaras dengan hal tersebut, Adi mengatakan bahwa Rembuk Stunting menjadi langkah penting yang harus diambil bersama-sama oleh berbagai pihak.
Ini termasuk Pemerintah Kabupaten Magelang, OPD yang bertanggung jawab atas pelayanan, desa, dan lembaga non-pemerintah.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan intervensi penurunan stunting dapat terintegrasi dengan baik.
Selain itu, kegiatan Rembuk Stunting juga harapannya dapat menghasilkan inovasi program dan kesamaan pandangan.
Sehingga, program dan kegiatan yang dari perangkat daerah dan desa dapat terlaksana secara terintegrasi, sinergis, dan tepat sasaran.
Adi berharap bahwa hasil dari kegiatan Rembuk Stunting ini akan menjadi dasar bagi gerakan penurunan stunting di Kabupaten Magelang.
Tepatnya melalui integrasi program dan kegiatan antara OPD yang bertanggung jawab atas layanan dan partisipasi masyarakat.
“Untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting,” kata Adi dalam acara Rembuk Stunting pada Rabu, 30 Agustus 2023.
Dalam acara itu, Kepala Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, M Taufiq Hidayat Yahya juga memberikan pernyataannya.
Ia menekankan bahwa percepatan penurunan stunting menjadi perhatian nasional. Ini juga telah direspons di tingkat Kabupaten Magelang melalui keputusan-keputusan Bupati Magelang.
Salah satu titik berat adalah pencapaian target nasional dengan angka stunting 14 persen pada tahun 2024.
Hal ini, kata dia, harus terlaksana secara holistik, integratif, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, serta sinkronisasi antara berbagai pihak.
Pihak-pihak tersebut misalnya, Kementerian, lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Desa, dan pemangku kepentingan.
Taufiq mengungkap bahwa ini merupakan tanggung jawab bersama untuk mencapai target nasional tersebut.
“Jadi harus kita semua terlibat,” katanya.
Ia pun mencatat beberapa indikator kesehatan Kabupaten Magelang. Ini termasuk angka kematian ibu sebanyak 15 kasus pada tahun 2022.
Juga, angka kematian bayi per 1000 kelahiran yang meningkat dari 4,4 persen pada tahun 2020 menjadi 6,49 persen pada tahun 2022 dan angka kematian balita sebesar 7,85 per 1000 kelahiran hidup.
Selama acara tersebut, juga dilakukan penandatanganan dan pendeklarasian komitmen Pemerintah Kabupaten Magelang serta kesepakatan mengenai rencana intervensi penurunan stunting yang terintegrasi oleh jajaran Forkompimda, lembaga, dan OPD yang terkait.***