Cilacap, serayunews.com
Nur mengatakan, dirinya berjualan angkringan di siang hari sudah sejak tahun 2019 atau selama dua tahun terakhir. Lantaran ingin menyasar segmentasi baru, yaitu sebagai tempat nongkrong masyarakat di sela-sela aktivitas padat. Terutama bagi para pekerja yang berkantor di sekitaran Jalan Gatot Subroto Cilacap.
“Awalnya saya menyasar para pekerja yang ada sekitar sini, terutama di waktu istirahat kan banyak yang butuh makan atau minum. Ataupun kepingin nongkrong, istilahnya bisa untuk melepas penat,” katanya kepada serayunews.com, Jumat (9/7/2021).
Ia menjelaskan, namun dengan adanya pandemi, terutama satu pekan terakhir, omzet penjualannya menurun drastis, karena banyak karyawan yang melaksanakan WFH. Sehingga mengakibatkan berkurangnya jumlah pembeli. Biasanya dalam satu hari omzet penjualannya mencapai Rp 300 ribu, namun belakangan ini hanya Rp 100 ribu.
“Alhamdulillah kami tidak terlalu terdampak PPKM Darurat, karena lapak kami tutup sore sebelum magrib. Namun memang jumlah pembelinya berkurang, tapi alhamdulillah masih bisa dapat rejeki untuk menyambung hidup,” ujarnya.
Ia juga menceritakan, membuka lapak di siang hari saat ini bisa menjadi solusi di tengah pelaksanaan PPKM Darurat. Namun biasanya akan terdapat sedikit kendala, seperti yang dirasakannya. Ketika banyak pembeli yang belum mengetahui jika lapaknya beroperasi di siang hari, maka ia membuat baner pemberitahuan di dekat lapaknya. Serta mempromosikannya melalui media sosial.
“Betul bisa menjadi solusi, walaupun tidak maksimal. Karena jika angkringan malam itu beromset Rp 400 ribu. Namun kalau siang hanya seperempatnya saja,” jelasnya.