SERAYUNEWS – Kasus flu atau influenza di Indonesia dilaporkan mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa minggu terakhir.
Berdasarkan Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19 Tahun 2025 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah pasien positif influenza naik dari 44 persen menjadi 55 persen pada minggu ke-40 tahun 2025.
Kenaikan ini menjadi perhatian serius, terutama karena sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak usia dini.
Dari total kasus influenza yang terdeteksi, 33 persen di antaranya terjadi pada balita berusia 0–4 tahun, sedangkan sekitar 20 persen pasien positif mengidap rhinovirus, yakni virus yang menjadi penyebab umum pilek (common cold).
Lonjakan kasus ini menimbulkan pertanyaan di masyarakat: mengapa kasus flu kembali meningkat padahal sebagian besar wilayah Indonesia telah memasuki masa adaptasi pasca-pandemi COVID-19?
Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa peningkatan kasus flu di Indonesia saat ini erat kaitannya dengan datangnya musim hujan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam laporan terbarunya menyebutkan bahwa sebanyak 333 zona musim (ZOM), atau sekitar 47,6 persen wilayah Indonesia, telah memasuki musim hujan lebih cepat dari biasanya.
Periode puncak diperkirakan terjadi pada November hingga Desember 2025, dan akan berlangsung lebih lama dari tahun-tahun sebelumnya.
Musim hujan membawa perubahan suhu dan kelembapan udara yang signifikan. Kondisi udara yang dingin dan lembap membuat sistem kekebalan tubuh manusia lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan, termasuk flu dan pilek.
Selain itu, pada musim hujan, aktivitas masyarakat cenderung dilakukan di dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang terbatas, sehingga risiko penularan virus antarindividu meningkat drastis.
Menurut laman kesehatan Breathe Better, ada beberapa faktor utama yang menjelaskan mengapa virus influenza dan rhinovirus mudah menyebar di musim hujan:
Pertama, udara dingin dan lembap dapat mengganggu fungsi selaput lendir pada hidung dan mulut.
Normalnya, selaput lendir berfungsi sebagai pelindung alami yang mampu menangkap debu, bakteri, dan virus sebelum masuk ke tubuh.
Ketika selaput ini mengering, perlindungan tersebut berkurang, sehingga virus lebih mudah menembus saluran pernapasan.
Kedua, aktivitas di dalam ruangan membuat orang lebih sering berdekatan satu sama lain. Dalam situasi seperti ini, seseorang yang sedang batuk atau bersin bisa dengan mudah menularkan virus melalui droplet ke orang lain.
Ketiga, virus influenza lebih stabil di udara dingin. Kelembapan yang tinggi justru membantu virus bertahan lebih lama di permukaan benda dan di udara, sehingga penularan pun lebih cepat terjadi.
Untuk menekan penyebaran flu, masyarakat diimbau menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Berdasarkan panduan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut langkah-langkah yang disarankan agar tidak mudah tertular influenza:
Selain itu, vaksinasi influenza juga menjadi salah satu langkah pencegahan efektif yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan penyakit penyerta.
Nah itu dia penyebab kenapa kasus flu meningkat belakangan ini.***