SERAYUNEWS- Perubahan dunia yang cepat dan tak terduga menuntut generasi muda memiliki keterampilan hidup (life skill) yang relevan dengan zaman.
Sekolah hari ini tidak cukup hanya mencetak siswa pintar di bidang akademik, tetapi juga siswa yang tangguh, kreatif, dan berdaya saing tinggi.
Salah satu cara mencapainya adalah dengan menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini.
Melalui kurikulum merdeka dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa diajak untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan berinovasi dalam menjawab berbagai tantangan global.
Melansir artikel Mita Septiana, Guru SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta di laman Kemdikbud, berikut kami sajikan ulasan mengenai apa yang dimaksud dengan kewirausahaan? Ini menjadi bekal siswa menjawab tantangan global:
Secara sederhana, kewirausahaan adalah kemampuan seseorang dalam melihat peluang, menciptakan ide baru, dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi dan sosial.
Namun dalam konteks pendidikan, kewirausahaan memiliki makna yang lebih luas yaitu sikap mandiri, kreatif, inovatif, dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Menurut para ahli, kewirausahaan juga berperan membentuk karakter unggul seperti:
⦁ Disiplin dan tanggung jawab
⦁ Berani mengambil risiko
⦁ Visioner terhadap masa depan
⦁ Sanggup menciptakan solusi nyata bagi masyarakat
Dengan bekal tersebut, siswa tidak hanya siap bersaing, tetapi juga siap berkontribusi positif bagi bangsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi telah menyiapkan tujuh tema Projek P5 bagi jenjang SMP, salah satunya adalah tema kewirausahaan.
Tema ini dipilih karena sangat relevan dengan tantangan ekonomi global dan kebutuhan siswa untuk mandiri sejak dini.
Contoh Implementasi di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta
Sekolah ini telah menerapkan projek P5 kewirausahaan dengan kegiatan nyata dan menyenangkan.
Siswa dibimbing oleh wirausahawan muda untuk belajar:
⦁ Teknik dasar berbisnis dan membangun usaha kecil.
⦁ Mendesain label produk menggunakan aplikasi Canva.
⦁ Strategi pemasaran offline dan online.
⦁ Mengelola modal kecil secara efektif.
Kegiatan ini berpuncak pada Market Day, yaitu pameran di mana siswa menjual produk hasil karya mereka.
Produk yang dijual bervariasi, mulai dari makanan ringan, minuman kekinian, hingga barang kreatif yang memiliki nilai jual tinggi.
Selain itu, beberapa siswa melanjutkan usaha mereka secara mandiri dengan menitipkan produk ke kantin sekolah.
Inisiatif ini tidak hanya mengasah kemampuan bisnis, tetapi juga menumbuhkan rasa percaya diri dan tanggung jawab terhadap hasil kerja sendiri.
Dunia saat ini telah memasuki era society 5.0, di mana teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Dalam konteks ini, kewirausahaan juga harus bertransformasi mengikuti perkembangan digital.
Era digital menghadirkan peluang besar sekaligus tantangan baru. Kini jual beli dapat dilakukan secara daring (online) tanpa batas jarak dan waktu. Masyarakat bisa memasarkan produk hanya melalui gawai di tangan.
Siswa pun harus memahami bahwa pemanfaatan teknologi untuk kegiatan produktif adalah bagian dari kecakapan hidup modern.
Melalui projek kewirausahaan P5, siswa belajar:
⦁ Mendesain kemasan produk digital.
⦁ Memasarkan produk di marketplace atau media sosial.
⦁ Menggunakan gadget untuk mendukung kreativitas, bukan sekadar hiburan.
Dengan begitu, mereka tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi pencipta peluang digital baru.
Kegiatan kewirausahaan tidak hanya melatih kecakapan ekonomi, tetapi juga menumbuhkan enam dimensi Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
⦁ Beriman dan berakhlak mulia.
⦁ Berkebinekaan global.
⦁ Bergotong royong.
⦁ Mandiri.
⦁ Bernalar kritis.
⦁ Kreatif.
Dalam projek kewirausahaan, siswa belajar gotong royong dalam tim, berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah, dan kreatif dalam menciptakan produk.
Nilai-nilai ini menjadi pondasi penting dalam membangun generasi unggul di masa depan.
Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tema kewirausahaan memiliki tujuan strategis, di antaranya:
⦁ Menumbuhkan kreativitas dan inovasi siswa dalam bidang ekonomi.
⦁ Melatih siswa merancang strategi bisnis sederhana.
⦁ Mengajarkan pentingnya analisis pasar dan refleksi hasil usaha.
⦁ Mendorong siswa menjadi problem solver yang tangguh dan adaptif.
⦁ Menanamkan budaya kerja keras, kolaboratif, dan berintegritas.
Hasilnya, siswa tidak hanya memahami konsep wirausaha, tetapi juga mampu mempraktikkan langsung keterampilan ekonomi yang akan berguna sepanjang hidup mereka.
Kewirausahaan adalah pondasi penting bagi pembentukan generasi kreatif dan mandiri.
Melalui kegiatan P5 tema kewirausahaan, siswa tidak hanya memahami teori bisnis, tetapi juga menguasai praktik langsung menciptakan dan menjual produk.
Dengan semangat gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif, mereka belajar menghadapi dunia nyata dan menjawab tantangan global dengan percaya diri.
Kewirausahaan bukan semata urusan ekonomi, melainkan pendidikan karakter, inovasi, dan kemandirian.
Siswa yang berjiwa wirausaha akan menjadi penggerak perubahan bukan hanya di sekolah, tetapi juga di masyarakat, bangsa, dan dunia.