SERAYUNEWS – Apakah Hari Raya Nyepi boleh berbicara? Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Saka bagi umat Hindu yang dirayakan dengan suasana hening dan penuh perenungan.
Pada hari ini, umat Hindu menjalankan Catur Brata Penyepian, yaitu empat pantangan utama yang harus dipatuhi selama 24 jam. Berikut penjelasan mengenai keempat pantangan tersebut:
Selain keempat pantangan tersebut, beberapa umat Hindu juga menjalankan praktik tambahan seperti Mona Brata (tidak berbicara), Jagra (bergadang), dan Upawasa (berpuasa).
Mona Brata atau tidak berbicara dilakukan untuk mencapai ketenangan pikiran dan memperdalam introspeksi diri. Meskipun tidak secara eksplisit tercantum dalam Catur Brata Penyepian, praktik ini sering dilakukan oleh umat Hindu saat Nyepi untuk fokus dalam perenungan spiritual.
Namun, pelaksanaannya dapat berbeda-beda tergantung pada tradisi dan keyakinan individu atau komunitas tertentu.
Selain sebagai momen introspeksi diri, pelaksanaan Nyepi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan.
Selama 24 jam, aktivitas manusia yang biasanya menimbulkan polusi udara dan suara berhenti total, memberikan kesempatan bagi alam untuk beristirahat dan memulihkan diri.
Hal ini menunjukkan bahwa ajaran agama Hindu tidak hanya berfokus pada hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama, tetapi juga dengan alam semesta.
Bagi masyarakat non-Hindu yang tinggal atau berada di wilayah yang merayakan Nyepi, penting untuk menghormati dan memahami makna dari perayaan ini.
Menghormati aturan dan larangan yang berlaku selama Nyepi tidak hanya menunjukkan toleransi beragama, tetapi juga solidaritas sosial serta penghargaan terhadap kearifan lokal.
Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh hiruk-pikuk, Hari Nyepi mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, introspeksi, dan penghormatan terhadap alam.
Nilai-nilai ini sangat relevan dalam upaya menciptakan kehidupan yang lebih harmonis, seimbang, dan berkelanjutan.***