“Ini tradisi tiap tahun yang bisa kita laksanakan. Setidaknya ini mengingatkan kepada kita semuanya bahwa arwah pahlawan ada di makam ini. Ada perjuangan yang tidak boleh kita lupakan,” kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai mengikuti apel.
Ganjar menjelaskan, penghormatan dan renungan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal selalu berlangsung agar generasi berikutnya selalu ingat bahwa bangsa ini lahir tidak mendapat begitu saja. Tetapi ada darah, ada air mata, dan ada nyawa yang harus pahlawan pertaruhkan.
“Kita musti mempertahankan dan mengisi itu. Mudah-mudahan setiap renungan pada malam 17 Agustus bisa mengingatkan kepada kita yang muda-muda ini untuk berbuat jauh lebih baik dengan mengingat jasa-jasa mereka,” jelasnya.
Selain Ganjar Pranowo, upacara yang berlangsung pukul 00.00 tersebut hadir juga seluruh Forkompimda Jawa Tengah. Di antaranya Pangdam IV/Diponegoro Widi Prasetijono yang juga bertindak sebagai inspektur upacara. Lalu ada Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, unsur pimpinan DPRD Jateng, Kepala Kejaksaan Tinggi Jateng, dan unsur lainnya seperti Kwarda Pramuka Jateng.
“Terima kasih Pak Pangdam yang sudah menjadi inspektur upacara dan biasanya bergiliran,” ujar Ganjar.
Adapun dalam upacara tersebut, Pangdam IV/Diponegoro Widi Prasetijono, membacakan naskah apel kehormatan dan renungan suci sebagai penghormatan kepada 2.071 pahlawan yang bermakam di TMP Giri Tunggal. Terdiri atas 1.494 TNI/Polri, 17 Pegawai Negeri Sipil, 275 Pejuang Rakyat, dan 285 Pahlawan Tidak Dikenal.
“Menyatakan hormat yang sebesar-besarnya atas keikhlasan dan kesucian pengorbanan saudara-saudara sebagai pahlawan dalam pengabdian terhadap perjuangan demi kebahagiaan negara dan bangsa. Perjuangan saudara adalah perjuangan kami dan kebaktian yang saudara tempuh adalah jalan bagi kami juga,” kata Widi saat membacakan naskah kehormatan dan renungan kesucian.