SERAYUNEWS – Beberapa pekan terakhir, tagar All Eyes On Papua menjadi viral di Instagram, menarik perhatian ribuan pengguna media sosial di Indonesia dan bahkan dunia.
Gerakan ini bukan hanya sekadar tren, melainkan sebuah seruan untuk menyadarkan publik akan situasi yang tengah terjadi di Papua.
Pasalnya, Papua menjadi wilayah yang kaya akan budaya dan sumber daya alam namun seringkali diabaikan dalam percakapan nasional.
Papua adalah provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang konflik dan ketegangan.
Sejak aneksasi oleh Indonesia pada 1969, Papua mengalami berbagai permasalahan, termasuk isu hak asasi manusia, marginalisasi, dan ketidakadilan ekonomi.
Penduduk asli Papua merasa tidak mendapatkan manfaat yang adil dari sumber daya alam yang melimpah, seperti emas dan tembaga, yang dieksploitasi oleh perusahaan-perusahaan besar.
Menurut bahasa, All Eyes on Papua berarti semua mata tertuju pada Papua. Dengan begitu, tagar tersebut bertujuan agar semua orang fokus pada permasalahan di Papua.
Pasalnya, gerakan #AllEyesOnPapua muncul sebagai tanggapan terhadap berbagai insiden yang memperlihatkan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat Papua.
Salah satu pemicu utama adalah hutan di Papua, tepatnya di Boven Digoel yang luasnya 36 ribu hektar, akan dibabat habis dan dibangun kebun sawit oleh PT Indo Asiana Lestari.
Oleh karena itu, warganet membantu masyarakat Papua dengan menggaungkan tagar All Eyes on Papua di Instagram.
Ketidakadilan ini mendorong masyarakat untuk mengangkat suara mereka melalui media sosial, terutama Instagram, platform yang memungkinkan penyebaran informasi secara cepat dan luas.
Sejumlah tokoh publik dan selebriti, baik lokal maupun internasional, ikut mendukung gerakan ini.
Mereka menggunakan platform mereka untuk menyuarakan keprihatinan terhadap kondisi di Papua dan mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil tindakan nyata.
Dukungan dari figur terkenal ini berhasil menarik perhatian lebih banyak orang dan menjadikan #AllEyesOnPapua trending di berbagai negara.
Papua adalah rumah bagi lebih dari 250 suku dengan budaya yang kaya dan beragam. Namun, mereka sering kali terpinggirkan dalam arus utama pembangunan Indonesia.
Ketidakadilan yang mereka alami mencakup berbagai aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga hak atas tanah.
Selain itu, pelanggaran hak asasi manusia di Papua sering kali tidak mendapat sorotan yang cukup dari media nasional.
Gerakan #AllEyesOnPapua lebih dari sekadar tagar di media sosial. Ini adalah seruan untuk keadilan dan kesetaraan bagi masyarakat Papua.
Dengan dukungan yang terus mengalir, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, semoga isu-isu yang ada di Papua dapat segera mendapat jalan keluar, membawa perdamaian dan kemakmuran bagi seluruh penduduknya.
Mari terus sorot Papua, karena setiap mata yang melihat adalah langkah menuju perubahan yang lebih baik.*** (Umi Uswatun Hasanah)