Cilacap, Serayunews.com
Kepala Dinas Kesehatan Cilacap Pramesti Griana Dewi menyampaikan, perlu adanya kerjasama dalam menangani Chikungunya di lingkungan masarakat terutama di wilayah penyebaran harus diantisipasi dengan penerapan PSN.
Terlebih, menurutnya dari hasil penyelidikan epidemiologis pada akhir bulan Februari lalu, ada sebanyak 18 warga di empat RT di Desa Maos Kidul terdiagnosa Chikungunya.
“Kalau bisa semuanya bareng ya bisa teratasi, kita sudah lakukan fogging dan mengedukasi masyarakat untuk tetap PSN, karena penata laksananya seperti DBD yaitu fogging dan PSN,” ujarnya, Rabu (10/03)
Labih lanjut Ia menjelaskan, meskipun virus Chikungunya tidak fatal seperti demam berdarah dengue (DBD), namun penularan visrusnya sama, yakni melalui nyamuk.
“Chikungunya tidak fatal, tidak seperti DBD, virusnya hampir sama, Kalau DBD bisa menyebabkan pendarahan sampai ada yang meninggal. Tapi kalau Chikungunya insyaalloh sejauh ini tidak berakibat fatal,” jelasnya.
Selain dilakukan fogging, Ia juga meminta kepada masyarakat agar melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan tiga M, yakni menguras/membersihkan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember penampung air, kemudian menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum, toren air, dan mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Berdasarkan sejumlah sumber, beberapa gejala muncul saat orang terkena Chikungunya. Diantaranya yakni demam dan nyeri sendi yang datang dengan tiba-tiba, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan dan ruam juga dapat terjadi.