Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan, apel siaga bencana ini dilakukan sebagai kesiapan pemerintah dalam memasuki musim penghujan, hal ini dikarenakan 75 persen wilayah Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana, khususnya tanah longsor.
“Hingga saat ini, sudah terjadi 101 kejadian tanah longsor, 2 kali bencana banjir, 21 kejadian angin kencang, dan 26 kasus kebakaran. Untuk itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan semua pihak,” katanya.
Menurutnya, meski bencana masih dalam skala kecil, kesiagaan dan pengecekan peralatan harus dilakukan, sehingga saat terjadi bencana, semua komponen sudah siap. Tidak hanya petugas, tetapi juga peralatan pendukung.
“Kita terus berupaya sekuat tenaga untuk pengoptimalkan potensi yang ada. Penanggulangan bencana ini merupakan tanggungjawab bersama,” katanya.
Untuk itu, apel siaga bencana ini dilakukan untuk meningkatkan dan menguatkan sinergitas semua pihak, mulai dari TNI, Polri, BPBD, PMI, hingga para relawan yang sudah terlatih, termasuk mereka yang masuk dalam desa tangguh bencana.
“Semua dapat berkontribusi secara langsung sesuai fungsi dan peran masing-masing, pada akhirnya bencana dapat kita cegah dan minimalisir terjadinya korban,” katanya.
Sementara itu, Kapolres Banjarnegara AKBP Fahmi Arifrianto mengatakan, secara umum Polres sudah menyiapkan tiga pleton pasukan satgas bencana. Jumlah tersebut masih ditambah dengan anggota Polres lain yang jumlahnya mencapai 600 personel.
“Polres menyiapkan fasilitas ambulan, anjing pelacak cadaver yang punya keahlian khusus Search and Rescue (SAR) untuk membantu mengevakuasi korban, termasuk armada roda empat dan dua sudah kami siapkan,” katanya.
Meski begitu, dia mengatakan hal ini hanya sebagai langkah anisipasi. “Harapannya, Banjarnegara tetap aman dan tidak terjadi bencana,” katanya. (oel)