SERAYUNEWS – Salah satu hari yang dinantikan umat Islam saat bulan Syaban adalah malam Nisfu Syaban. Nisfu Syaban dikaitkan dengan penyerahan buku amal perbuatan manusia kepada Allah SWT.
Umat Islam dianjurkan memperbanyak doa dan dzikir pada hari tersebut. Amalan membaca doa bisa dikerjakan untuk meraih pahala maupun ampunan.
Berikut ini bacaan doa malam Nisfu Syaban yang bisa diamalkan dalam bahasa Arab lengkap artinya.
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّيْ
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan menyayangi hamba-hamba-Mu yang berdosa. Hamba memohon ampunan-Mu.
اللَّهُمَّ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اغْفِرْلِي ذُنُوْبِي جَمِيْعَاً كَبِيْرَهَا وَصَغِيْرَهَا وَالْعَمَلَ السَّيِّئَةَ فِي السِّرِّ وَالْعَلَانِيَةِ
Allahumma ya Rabba al-‘Alamin, ighfirli dzhunubi jami’an, kabiraha wa saghiraha, wal ‘amala assaiyiat fi sirrih wa ‘alaniyati.
Artinya: Ya Allah, pada malam yang penuh berkah ini, hamba memohon ampunan-Mu atas dosa-dosa hamba, baik yang kecil maupun yang besar, yang telah hamba lakukan dengan sengaja maupun tidak sengaja.]
اللَّهُمَّ إِنَّهُ لَيْلَةُ نِصْفِ شَعْبَانَ الْمُعَظَّمَةُ فَإِنَّكَ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا وَارْحَمْنَا وَتَقَبَّلْ دُعَائِنَا وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ
Allahumma innahu laylatun nisfi sya’ban al-mu’azzamah, fa innaka tuhibbu al-afwa fa’fu ‘anna wa arhamna, wa taqabbal du’ana, waj’alna minal-mustaghfirin.
Artinya: Ya Allah, hamba memohon kepada-Mu rahmat-Mu, kasih sayang-Mu, dan hidayah-Mu pada malam nisfu syaban ini. Berilah hamba kekuatan untuk senantiasa beribadah kepada-Mu dengan ikhlas dan khusyu’.
Salah satunya membaca istighfar. Lafal istighfar diucapkan untuk memohon ampunan pada malam nisfu Syaban boleh dengan lafaz yang diketahui dan dihafal.
Berikut bacaan istighfar yang umumnya dibaca seorang muslim:
أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ
Astaghfiru llâhal ‘adhzim
Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.
Umat Islam juga bisa membaca lafaz Sayyidul Istighfar:
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.
Artinya, “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau”.
***