SERAYUNEWS- Salah satu bagian rukun dari sholat adalah tahiyat. Bacaan tahiyat dibedakan menjadi dua yakni tahiyat awal dan tahiyat akhir.
Tahiyat awal biasanya kamu lakukan pada rakaat kedua dalam sholat. Sementara itu, tahiyat akhir kamu baca di akhir rakaat, setelah sujud kedua dan sebelum salam.
Melansir dari Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam buku berjudul “Sifat Shalat Nabi S.A.W.”, menurut Mahzab Syafi’i, tahiyat akhir termasuk dalam bagian dari rukun sholat yang tidak boleh dilewatkan.
Lalu, bagaimana bacaan tahiyat awal dan tahiyat akhir? Jika kamu belum hafal, simak informasinya berikut ini.
Umat Islam mungkin bertanya- tanya mengapa kita membaca shalawat dan salam kepada Nabi Ibrahim AS dalam sholat?
Sayyidina Ibrahim AS mendapat keistimewaan besar dari Allah. Dia adalah imam, ummah, hanif, qanit lillahi azza wa jalla, kepadanya bersumber nasab para nabi dan beriman kepadanya para penganut syariah (muslimun, nashara dan Yahudi)
Ibrahim sendiri merupakan nabi yang paling agung setelah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa Dia menjadikannya sebagai Khalil (kekasih).
وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا (سورة النساء: 125)
“Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (SQ. An-Nisaa”: 125)
Seluruh para nabi yang datang setelahnya adalah keturunan dari kedua anak; Ishaq dan Ya’kub, kecuali Rasulullah SAW yang merupakan keturuanan dari Ismail bin Ibrahim.
Nabi Muhammad SAW memiliki kekhususan dengan Ibrahim daripada yang lain. Ibrahim AS adalah bapak bangsa Arab, dia merupakan bapak Rasulullah SAW dari segi nasab.
Nabi Ibrahim adalah yang Nabi SAW perintahkan untuk mengikuti millahnya (ajarannya).
ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنْ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا (سورة النحل: 123)
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), ,Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif,,” (SQ. AN-Nahl: 123)
Jadi, Nabi Muhammad SAW, dan kita mengikutinya, adalah orang yang paling utama bagi Nabi Ibrahim AS.
Hal itu sebagaimana firman Allah Ta’ala berikut ini.
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا (سورة آل عمران: 68)
“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad).” (SQ. Ali Imron: 68)
Allah juga berfirman untuk membantah orang-orang Yahudi dan Nashrani.
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلا نَصْرَانِيّاً وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفاً مُسْلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (سورة آل عمران: 67)
”Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.” (SQ. Ali Imron: 67)
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah mendapat pertanyaan tentang isyimewanya Nabi Ibrahim AS dengan dakwah tauhid, padahal seluruh nabi menyerukan tauhid.
Beliau menjawab, “Seluruh nabi membawa tauhid.”
Allah Ta’ala berfirman sebagai berikut.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ(سورة الأنبياء: 25)
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”. (SQ. Al-Anbiya’: 25)
Namun, Ibrahim merupakan bapak bangsa Arab dan bapak bangsa Israel. Dia menyeru kepada tauhid yang murni. Yahudi dan Nashrani mengaku bahwa mereka adalah pengikutnya.
Akan tetapi, kaum muslimlah pengikut sebenarnya. Nabi Ibrahim AS mendapat keistimewaan karena merupakan bapak para nabi.
Dia pemilik ajaran yang lurus, kita diperintahkan untuk mengikutinya. Kita lebih utama untuk menjadi pengikut Ibrahim.
Hal tersebut sebagaimana firman Allah Ta’ala berikut ini.
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا (سورة آل عمران: 68)
“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad).” (SQ. Ali Imron: 68)
Al-Allahmah Badrudin Al-Aini rahimahullah memiliki pandangan lain dalam masalah ini. Dia berkata, jika ada yang bertanya, mengapa Nabi Ibrahim alaihissalam dikhususkan penyebutannya dalam sholat daripada nabi-nabi yang lain?
Dia katakan, “Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam melihat di malam Isra Mi’raj, seluruh nabi dan rasul memberi salam kepadanya, tidak ada ada seorang pun di antara mereka yang memberi salam kepada umatnya selain Nabi Ibrahim alaihissalam. Maka kita diperintahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk bershalawat kepadanya di akhir setiap shalat hingga hari kiamat, sebagai balasan atas kebaikannya.”
Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim AS ketika selesai membangun Ka’bah, beliau mendoakan umat Nabi Muhammad SAW .
Dia berkata, “Ya Allah, siapa yang menunaikan haji di Baitullah dari umat Muhamad, sampaikan salamku kepadanya. Demikian juga dia memerintahkan keluarga dan anak-anaknya untuk berdoa dengan doa tersebut. Maka kami diperintahkan untuk menyebut mereka dalam shalat sebagai balasan atas kebaikan mereka.”
Tahiyat awal yang biasanya dilakukan pada rakaat kedua dalam sholat.
Pada posisi duduk, kamu bisa membaca bacaan berikut.
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِاَ . للَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ
Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu lillaah. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa barokaatuh. Assalaaamu’alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.
Artinya, “Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.”
Pada dasarnya, bacaan tahiyat akhir hampir sama dengan bacaan tahiyat awal. Hanya saja yang membedakan adalah penambahan solawat nabi. Setelah sujud kedua dan sebelum salam, berikut bacaan yang bisa kamu lafalkan.
التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ , أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ , اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
At tahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thoyyibaatulillaah. As salaamu’alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wabarakaatuh, assalaamu’alaina wa’alaa ibaadillaahishaalihiin. asyhaduallaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna muhammad rasuulullaah.
Aallaahumma shalli’alaa muhammad, wa’alaa aali muhammad. kamaa shallaita alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim. Wabaarik’alaa muhammad wa alaa aali muhammad. kamaa baarakta alaa ibraahiim wa alaa aali ibraahiim, fil’aalamiina innaka hamiidum majiid.
Artinya, “Ya Allah, limpahi lah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahi lah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia diseluruh alam.”
Setelah membaca tahiyat akhir, selanjutnya mengucapkan salam sambil menolehkan kepala ke kanan dan kiri.
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Assalaamu alaikum wa rahmatullah.
Artinya, “Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.”
Berdasarkan hadis dari Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, ada doa yang bisa dibacakan dalam tahiyat akhir. Berikut bacaannya:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.” (HR Bukhari Muslim).
Demikian bacaan tahiyat awal dan tahiyat akhir yang kamu lafalkan sebelum salam. Semoga bermanfaat. *** (Putri Silvia Andrini)