SERAYUNEWS – Penerapan Kurikulum Merdeka menjadi sorotan pemangku kebijakan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu bertujuan agar dapat memajukan dunia pendidikan di Indonesia.
Meskipun belum mencapai angka 100 persen, Kurikulum Merdeka telah banyak sekolah di Indonesia gunakan saat ini. Kurikulum tersebut mampu memenuhi kebutuhan di zaman sekarang.
Lantas, bagaimana Kurikulum Merdeka sesuai dengan kebutuhan di abad ke-21? Simak uraian selengkapnya dalam artikel di bawah ini.
Seperti kita ketahui, peluncuran Kurikulum Merdeka sudah berlangsung sejak Februari 2022 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim.
Melansir laman resmi Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud, Kurikulum Merdeka sendiri merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Selanjutnya, Pusat Informasi Kolaborasi Kemdikbud menjelaskan, pengembangan Kurikulum Merdeka mengarah kepada kerangka kurikulum yang lebih fleksibel. Sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Dalam hal ini, Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada tenaga pengajar atau guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik.
Walaupun sempat menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat, kurikulum ini dapat memenuhi kebutuhan di era modern.
Kurikulum pengganti K13 ini secara tidak langsung bakal mengakomodasi beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didik di abad-21.
Kompetensi tersebut dikenal sebagai 4C yang detailnya adalah sebagai berikut:
Selanjutnya, Abad ke-21 ialah era di mana perkembangan teknologi menjadi pesat di beragam lini kehidupan. Kurikulum Merdeka hadir di tengah-tengah momentum tersebut dan mempersiapkan peserta didik agar bisa bersaing di zaman modern kali ini.
Mengutip dari laman bbpmpjatim.kemdikbud.go.id, Kurikulum Merdeka sudah cukup sesuai dengan kebutuhan abad 21.
Hal ini dapat kita lihat dari beberapa beberapa perubahan yang kurikulum tersebut bawa untuk peserta didik. Berikut adalah uraian singkatnya.
Alasan yang pertama yang menjadikan Kurikulum Merdeka dapat memenuhi kebutuhan di abad ke-21 ini yaitu membuka pintu bagi semua guru untuk merekonsep ulang pendekatan pembelajaran.
Pendidik tidak lagi terpaku pada metode konvensional, tapi dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa, menggugah rasa keingintahuan, dan merangsang kreativitasnya.
Dalam implementasinya, inovasi adalah kunci dan para guru menjadi fasilitator dalam perjalanan penemuan ilmu.
Kedua, pentingnya mengembangkan kemandirian siswa tidak dapat memandang sebelah mata. Kurikulum Merdeka menekankan pengembangan keterampilan hidup yang relevan, misalnya kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi efektif, dan bekerja sama.
Melalui Kurikulum ini, memudahkan kita untuk membantu para siswa menjadi individu yang mandiri dan siap menghadapi dunia yang kompleks. Caranya, dengan memberikan mereka kebebasan untuk mengendalikan pembelajaran sendiri.
Berikutnya, abad 21 ini menjadi era teknologi, dan Kurikulum Merdeka memahami betul potensi besar teknologi dalam meningkatkan pembelajaran.
Tak dapat menyangkal lagi, integrasi teknologi menjadi bagian integral dari proses pembelajaran, memperluas akses ke informasi, dan memungkinkan metode pembelajaran yang lebih interaktif.
Maka dari itu, ada tuntutan para guru agar belajar dan tak lelah berinovasi. Tujuanmnya, mereka dapat memaksimalkan pemanfaatan teknologi sebagai alat untuk menginspirasi dan memberdayakan siswa.
Sementara itu alasan keempat, pendekatan evaluasi dalam Kurikulum Merdela bukan hanya sekadar angka di atas kertas. Lebih dari itu, evaluasi berdasarkan kemajuan dan perkembangan individual siswa.
Para guru tidak hanya atau melulu fokus pada hasil akhir saja, tetapi juga benar-benar memahami perjalanan setiap siswa. Kemudian, mereka tak lelah atau tak merasa kerepotan membimbing siswa untuk terus berkembang.
Terakhir, Kurikulum Merdeka memandang orang tua sebagai mitra penting dalam mendidik anak. Melalui komunikasi terbuka dan kolaborasi yang baik, orang tua diharapkan dan digerakkan terlibat aktif dalam merancang pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak-anaknya.
Hal tersebut menciptakan lingkungan pendidikan yang holistik. Pembelajaran tidak hanya dan tidak melulu terbatas pada kotak persegi empat yang kita kenal dengan nama kelas.
Demikian uraian untuk menjawab pertanyaan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kebutuhan di abad ke-21 atau tidak. Lima poin di atas dapat menjadi alasan Kurikulum Merdeka dapat mencakup era digitalisasi saat ini.
***