SERAYUNEWS– Sebagai perusahaan energi strategis, Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Cilacap (ITC) terus berupaya menghadirkan program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina menggandeng Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk membangun sebuah model pemberdayaan berbasis ekonomi.
Kali ini, program tersebut diwujudkan dalam bentuk budidaya burung puyuh di Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Yang membuat program ini istimewa, pemberdayaan tidak hanya menyasar masyarakat umum, tetapi juga melibatkan para penyintas narkoba yang kini berjuang menata kehidupan baru yang lebih sehat dan produktif.
Junior Supervisor HSSE Integrated Terminal Cilacap, Yusuf Efendi, menyampaikan bahwa inisiatif pemberdayaan masyarakat ini tidak hanya sekadar proyek sosial, tetapi juga bentuk nyata kepedulian perusahaan terhadap penyintas yang lebih produktif. Ia menekankan pentingnya sinergi dengan berbagai pihak agar program ini berjalan berkesinambungan dan berdampak luas.
“Program ini bersinergi dengan BNN dengan melibatkan penyintas. Kita mensupport pendanaan menjadi kandang dan bibit juga yang saat ini sedang proses pembangunan untuk kapasitas hingga 2.000 ekor,” ujar Yusuf saat meninjau kandang burung puyuh, Selasa (30/9/2025).
Yusuf menjelaskan, masyarakat binaan di Desa Slarang sebenarnya sudah memiliki dasar keterampilan di bidang peternakan. Karena itu, budidaya burung puyuh dipandang sebagai pilihan yang tepat untuk dikembangkan.
“Saat ini, fokus utama adalah pembangunan kandang dengan kapasitas 2.000 ekor. Jika program berjalan baik, ke depan tidak menutup kemungkinan usaha serupa akan diperluas ke wilayah lain di Desa Slarang,” ungkapnya.
Yusuf menaruh harapan besar, bahwa dari jumlah anggota awal sebanyak 12 orang, ke depan kelompok ini bisa semakin besar sehingga manfaatnya dirasakan lebih luas. “Jadi bisa merekrut anggota lebih banyak dari yang saat ini baru 12 orang. Harapannya anggota kelompok bisa bertambah dan yang mendapat manfaat lebih banyak,” tambahnya.
Program yang digagas Pertamina dan BNN ini ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Ketua IBM (Intervensi Berbasis Masyarakat) Desa Slarang, Abi Legowo, menilai inisiatif ini sejalan dengan kebutuhan lokal yang sangat mendesak.
“Kami sampaikan terima kasih kepada ITC atas bantuan pemberdayaan masyarakat, terutama mereka penyintas maupun yang menjalani rehabilitasi narkotika. Harapan kita meningkatkan kesejahteraan mereka untuk lebih produktif dengan adanya pelatihan budidaya burung puyuh dan hasil olahannya,” ujarnya.
Abi yang juga anggota BPD Desa Slarang menuturkan, hadirnya Pertamina memberi energi positif sekaligus solusi konkret bagi desa.
“Saya apresiasi sekali kepada Pertamina ITC yang sudah mau berkolaborasi dengan IBM Desa Slarang. Ini embrio yang bagus, ke depannya bisa produktif berkembang jadi tematik desanya terbentuk desa puyuh, karena sesuai dengan program ketahanan pangan Pak Prabowo dengan tematik kearifan lokal,” lanjutnya.
Dari sisi kelompok penerima manfaat, semangat juga terlihat jelas. Ketua Kelompok Rai Bersinar, Rasman, menyampaikan bahwa mereka sebenarnya sudah memulai dari skala kecil. Dengan adanya kandang baru berkapasitas lebih besar, Rasman optimistis usaha ini akan membawa perubahan ekonomi sekaligus sosial.
“Harapannya, kalau berkembang, tahun depan bisa dibentuk kelompok baru lagi, mungkin di Slarang Timur. Kami ini pemula, tapi ingin terus belajar agar anak-anak yang pernah terjerat narkoba bisa lebih produktif,” ujarnya.
Rasman menambahkan, sebelumnya kelompoknya telah membudidayakan 100 ekor burung puyuh yang berhasil mencapai produktivitas telur hingga 80 persen per hari. Karena itu, dengan adanya kandang kapasitas 2.000 ekor, ia berharap hasil produksi bisa meningkat signifikan.
“Dengan kapasitas lebih besar, perekonomian anggota bisa naik, dan masyarakat sekitar juga bisa ikut merasakan dampaknya,” katanya.
Rasman menuturkan, bahwa program tersebut dirancang secara inklusif, tidak hanya menyasar satu kelompok tertentu saja. Menurutnya, keberhasilan gerakan sosial semacam ini membutuhkan kolaborasi lintas elemen masyarakat. Ia juga menegaskan, program ini tidak berdiri sendiri.
“Selain penyintas narkoba, kelompok ini juga melibatkan pemuda karang taruna dan ibu-ibu PKK. Jadi semua bisa terlibat, mulai dari anak muda sampai ibu rumah tangga,” tambah Rasman.
Sinergi antara Pertamina, BNN, dan masyarakat Desa Slarang perlahan melahirkan harapan baru. Dari kelompok kecil yang berisi 12 orang termasuk penyintas narkoba, kini muncul gagasan besar menjadikan desa tersebut sebagai desa tematik puyuh. Selain memperkuat ketahanan pangan, program ini juga menjadi simbol kebangkitan, solidaritas, dan inklusi sosial.