
SERAYUNEWS – Hujan deras yang mengguyur wilayah barat Kabupaten Cilacap selama tiga hari berturut-turut, Sabtu hingga Senin (8–10 November 2025), memicu bencana banjir dan tanah longsor di enam kecamatan.
Data Posko Siaga Bencana BPBD Kabupaten Cilacap mencatat, bencana ini berdampak luas pada permukiman, fasilitas umum, dan akses jalan utama.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Cilacap, Budi Setyawan, menjelaskan bahwa bencana terjadi akibat kombinasi curah hujan tinggi, kondisi tanah yang labil, serta sistem drainase dan irigasi yang tidak memadai.
“Curah hujan yang tinggi sejak Sabtu siang menyebabkan air sungai meluap dan menggenangi pemukiman warga di beberapa desa. Di wilayah dataran tinggi, tanah yang labil mengakibatkan longsor di sejumlah titik,” ujarnya, Selasa (11/11/2025).
Berdasarkan rekapitulasi data BPBD hingga Senin malam, wilayah terdampak banjir meliputi Desa Ujunggagak (Kampunglaut), Panulisan Barat (Dayeuhluhur), Mandala (Cimanggu), Bantarsari (Bantarsari), Padangjaya (Majenang), dan Sidamulya (Wanareja).
Sementara itu, titik longsor ditemukan di Desa Bingkeng dan Panulisan Barat (Dayeuhluhur), Salebu (Majenang), Babakan, Ciporos, dan Surusunda (Karangpucung), serta Mandala (Cimanggu).
Laporan BPBD Cilacap menyebutkan 239 rumah warga terendam banjir. Selain itu, satu masjid, satu balai desa, dan dua sekolah turut terdampak. Untuk bencana tanah longsor, empat rumah mengalami kerusakan dengan total nilai kerugian mencapai Rp114,5 juta.
Meski kerusakan cukup parah, BPBD memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka.
“Sebanyak 41 kepala keluarga atau 74 jiwa harus mengungsi di Madrasah Ma’arif Desa Sidamulya, Kecamatan Wanareja,” ungkapnya.
Selain merendam rumah warga, banjir juga menenggelamkan lahan pertanian seluas dua hektare, sebagian sudah panen, sebagian lainnya belum.
Longsor juga menutup enam ruas jalan kabupaten dan satu jalan nasional, sehingga alat berat dikerahkan untuk membersihkan material tanah yang menimbun akses tersebut.
Menindaklanjuti bencana tersebut, BPBD Cilacap bersama unsur Forkompincam, TNI/Polri, Dinas Sosial, Dinas PUPR, BBWS Citanduy, PMI, dan relawan segera turun ke lapangan.
“Langkah cepat dilakukan dengan evakuasi warga rentan, pendirian dapur umum, dan distribusi bantuan logistik serta bahan bangunan rumah (BBR),” jelas Budi.
Bantuan yang telah disalurkan mencakup family kit, logistik permakanan, kandi plastik, air bersih, serta alat berat dari berbagai instansi.
BPBD juga mengimbau masyarakat yang belum mengungsi agar tetap waspada jika hujan deras kembali turun.
“Wilayah Cilacap barat masih berpotensi mengalami banjir dan longsor susulan mengingat curah hujan yang masih tinggi dan kondisi geografis yang berbukit serta cekungan,” tambahnya.
Hingga saat ini, petugas BPBD Cilacap masih memantau kondisi lapangan dan melakukan assessment lanjutan untuk memastikan seluruh warga terdampak dalam keadaan aman.
“Tim kami tetap siaga 24 jam di Posko BPBD Cilacap dan terus berkoordinasi dengan perangkat desa serta relawan di lapangan,” tegasnya.
Masyarakat diimbau tidak beraktivitas di dekat tebing atau aliran sungai saat hujan deras, serta segera melapor jika muncul tanda-tanda longsor atau luapan air sungai.