SERAYUNEWS- Sedikitnya 1.063 siswa pendidikan non formal melalui program kesetaraan paket A, B dan C di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Banjarnegara, menerima ijazah kelulusan. Penyerahan ijazah di Pendopo Dipayudha Banjarnegara, Rabu (3/7/2024).
Menurut Pj Bupati Banjarnegara, Muhamad Masrofi, banyaknya lulusan pendidikan non formal ini berarti menunjukan adanya upaya meningkatkan rata-rata lama sekolah di Banjarnegara.
“Pendidikan non formal ini memiliki peran penting dalam upaya percepatan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Salah satu indikatornya adalah rata-rata lama sekolah,” katanya.
Menurtunya, IPM di Banjarnegara tahun 2023 mencapai 69,14. Salah satu indikator IPM adalah Rata-rata Lama Sekolah (RLS). RLS Kabupaten Banjarnegara masih 6,86 tahun di tahun 2023.
Angka tersebut, sudah mengalami peningkatan dari pada tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, tingkat IPM Banjarnegara masih cukup rendah dari rata-rata provinsi.
Pada kesempatan ini, Pj Bupati Masrofi juga berpesan kepada masyarakat untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya melalui program pendidikan apa pun. Baik formal maupun non formal.
Dengan adanya pelayanan pendidikan non formal yang semakin baik, kesadaran masyarakat untuk terus meningkatkan pendidikan semakin bertambah.
“Selama hayat masih dikandung badan, kita harus terus semangat menuntut ilmu untuk meningkatkan kompetensi diri dan mengubah kehidupan menjadi lebih baik,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Banjarnegara, Teguh Handoko menyampaikan, total peserta didik yang lulus dari PKBM dan SKB sejumlah 1.063 orang.
Dengan rincian lulus kejar paket A sebanyak 143 orang, kejar paket B 351 orang dan kejar paket C 569 orang.
Menurutnya, para siswa pendidikan kesetaraan yang dinyatakan lulus dan menerima ijazah ini tersebar pada 21 PKBN dan 1 SKB yang ada di Banjarnegara. Jumlah peserta didik pada pendidikan kesetaraan juga mengalami peningkatan setiap tahun.
Tahun 2022, jumlah seluruh siswa pendidikan kesetaraan sebanyak 3.819 siswa. Di tahun 2023 meningkat menjadi 4.451 siswa, sedangkan tahun ini sudah mencapai 6.132 siswa.
“Ini menunjukan pendidikan non formal seperti di PKBM atau SKB, tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena memiliki peran strategis mendorong masyarakat untuk menempuh pendidikan,” ujarnya
Dalam pendidikan non formal, peserta didik juga dapat bekal keterampilan yang bisa membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Program-program seperti pelatihan keterampilan menjahit, memasak, barista kopi dan pertanian telah membantu meningkatkan penghasilan para peserta dan keluarga mereka.
“Setelah lulus sudah bisa membuka usaha sendiri, bahkan ada yang bekerja di perusahaan, menjadi PNS, TNI, Polri ataupun perangkat desa,” katanya.