Banjarnegara, serayunews.com
Khusnul Khotimah Inisiator program OCe OKe yang juga Kepala Puskesmas di Banjarnegara mengatakan, terjadinya kasus kematian bayi dan ibu melahirkan disebabkan beberapa faktor. Di antara faktor itu adalah terlambat deteksi bahaya dini sehingga terlambat mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan, dan terlambat mendapat pelayanan kesehatan.
Sehingga OCe OKe ini muncul sebagai bentuk keterlibatan kader kesehatan dalam pemantauan kesehatan ibu hamil melalui pendampingan Satu Ibu Hamil oleh Satu Kader yang Berbasis Kewilayahan.
Dengan pendampingan ini, tentu saja dapat membantu miminimalisir faktor penyebab dengan mengenali atau mengidentifikasi tanda bahaya kehamilan lebih dini. Sehingga, dapat dengan tepat mengambil keputusan untuk meminta pertolongan tenaga kesehatan, dan mendorong ibu untuk segera mendapatkan pelayanan kesehatan yang tepat.
Menurutnya, awal penerapan inovasi OCe OKe dilakukan di wilayah kerjanya yakni Puskesmas Kecamatan Pejawaran. Metode tersebut terbukti ada penurunan tingkat kematian ibu dan kematian bayi secara signifikan. Sebab sebelum program ini diterapkan, jumlah kematian bayi pada tahun 2015 mencapai 22 kasus. Namun setelah diterapkan program OCe Oke, jumlah kasus kematian bayi dan ibu melahirkan turun drastis menjadi 10 kasus di tahun 2018. Bahkan pada tahun 2016 hingga 2017 tidak terdapat kasus kematian bayi dan ibu melahirkan.
“Dari keberhasilan ini, kemudian OCe OKe diberlakukan ke seluruh wilayah Banjarnegara. Hal ini membuktikan adanya penurunan kasus kematian bayi dan ibu melahirkan di Banjarnegara,” katanya.
Dari data yang ada, jumlah kematian ibu melahirkan di Banjarnegara pada tahun 2019 mencapai 22 orang, sedangkan untuk kematian bayi sebanyak 140 anak. Keberhasilan program OCe OKe kemudian ditetapkan sebagai program kabupaten sesuai dengan SK bupati No : 440/411/2019 tentang program OCe OKe sebaagi Inovasi bidang kesehatan dalam program kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Banjarnegara.
Hasilnya, semenjak ditetapkan pada tahun 2019, jumlah kematian ibu melahirkan di Banjarnegara mengalami penurunan menjadi 19 orang di tahun 2020. Begitu juga dengan angka kematian bayi dari sebelumnya 140 pada tahun 2019 menjadi 124 di tahun 2020.