Banjarnegara, serayunews.com
Kondisi ini membuat banyak para calon siswa baru yang bingung dengan sistem pendaftaran online ini, langsung mendatangi sekolah untuk meminta bantuan agar mereka bisa masuk pada sekolah negeri.
Humas SMAN 1 Sigaluh, Heni Purwono mengatakan, dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini, SMAN 1 Sigaluh mendapatkan kuota 252 siswa, dan kuota tersebut sudah terpenuhi. Akibatnya, banyak siswa yang tidak bisa mendaftar PPDB secara online, akibatnya mereka kesulitan mendapatkan sekolah.
“Sistem PPDB tahun ini, masih sama dengan tahun sebelumnya, yakni zonasi. Kejadian tahun lalu ini terulang kembali saat para siswa yang jarak rumahnya jauh dari sekolah langsung tersisih dan tidak bisa lolos,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, pihak sekolah juga merasa bingung. Sebab beberapa calon siswa yang ada di wilayah Kecamatan Sigaluh seperti Desa Randegan, Panawaren, dan Tunggara, tidak bisa masuk jalur zonasi karena jarak terlalu jauh. Padahal sekolah kami, satu-satunya pilihan mereka.
Masalah tahun lalu bisa terselesaikan, dengan adanya penambahan kelas atas persetujuan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Namun untuk tahun ini kondisinya berbeda, untuk ruang kelas memang masih tersedia, namun fasilitas mebel dan guru tidak mencukupi.
Sementara itu, seorang calon siswa asal Desa Panawaren, Abas Adi Saputra mengaku, sudah pontang panting untuk mencari sekolah negeri. Namun ia selalu tersisih akibat zonasi, padahal hanya SMAN 1 Sigaluh sekolah terdekat dari rumahnya.
“Saya sempat bingung, untuk saya punya KIP, sehingga bisa masuk melalui jalur afirmasi,” Katanya.
Untuk diketahui, PPBD online SMA memakai sistem jalur zonasi, zonasi khusus, prestasi, afirmasi, dan perpindahan orangtua. Jalur zonasi paling menentukan karena penentuannya oleh jarak rumah calon siswa dengan sekolah. Makin dekat rumah dengan sekolah, maka peluang diterima akan lebih besar.