Purwokerto, serayunews.com
Tak hanya sebagai tempat isolasi mandiri saja, di Risoba, mereka yang isoman juga mendapat pendampingan klinis, logistik hingga psikologis. Ketua Risoba Unsoed, Tyas Retno Wulan mengatakan, Risoba bertujuan untuk memfasilitasi civitas akademika Unsoed yang menjalani isolasi mandiri karena terkonfirmasi positif Covid-19, tetapi tidak memungkinkan dilaksanakan di rumah sendiri. Termasuk di tempat kost, karena berbagai faktor.
Sementara saat ini, banyak rumah sakit ataupun tempat karantina yang penuh. Padahal pada beberapa kasus ada yang tidak memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
“Ada yang sulit melakukan isoman di ruman, mungkin karena jumlah penghuni rumah cukup banyak atau ada balita, ada orang tua yang kormobid dan sebagainya. Termasuk mahasiswa yang terpapar dan tidak mungkin isolasi di tempat kost. Sehingga kita berusaha fasilitasi melalui Risoba ini,” kata Tyas.
Risoba yang digagas oleh tim pendampingan adaptasi kebiasaan baru Unsoed ini menempati gedung Rumah Susun Mahasiswa (Rusunama) yang saat ini tidak berpenghuni. Risoba Unsoed mulai dibuka pada awal bulan Juli lalu, dengan kapasitas daya tampung sekitar 80 orang, karena persiapan ruangan dilakukan secara bertahap. Namun, memasuki pertengahan bulan Juli ini, penghuni yang menjalani isolasi di Risoba Unsoed sudah banyak.
Untuk penyediaan logistik bagi penghuni Risoba Unsoed, lanjut Tyas, bersumber dari donasi warga Unsoed, alumni dan masyarakat umum dalam berbagai bentuk. Kebersamaan yang tergalang dari berbagai pihak, menghidupkan konsep yang telah digagas lama ini, dan memberi manfaat besar bagi civitas akademika Unsoed, khususnya mahasiswa yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Risoba Unsoed berusaha menghadirkan tempat isolasi yang kondusif bagi proses pemulihan pasien Covid-19, yang tidak hanya nyaman secara fisik akan tetapi juga terpantau dari aspek klinis, logistik dan kondusif secara psikologis,” tuturnya.