Kroya, serayunews.com
Adalah Anshar Balasik, satu diantara beberapa pengusaha batik lukis di tanah air yang masih bertahan dan eksis dikala pandemi Covid-19 ini. Pria asal Kroya Cilacap ini sudah menekuni batik sejak ia masih muda. Bahkan batik lukis yang ia produksi sudah merambah ke berbagai kalangan, seperti Pejabat Pemerintah, artis bahkan disukai oleh turis Manca Negara.
Meskipun terlihat sederhana, namun membuat batik lukis membutuhkan ide-ide kreatif agar memunculkan maha karya dengan nilai seni tinggi. Selain itu, karya yang ia ciptakan juga tidak dimiliki oleh orang lain, sebab ia menciptakan satu karya untuk satu lukis batik. Bahkan hingga kini sudah banyak sekali karya yang telah ia ciptakan, seperti yang masih menghangat saat ini yakni batik lukis motif Corona.
Meskipun hasil karyanya benilai seni tinggi, namun harga yang ditawarkan tidak menguras kantong, sebab agar bisa dijangkau oleh kalangana menengah kebawah. Dari harga satu kain batik lukis dijual harga masih pada kisaran ratusan ribu rupiah saja, tergantung motif dan tingkat kesulitan gambar yang dipesannya.
Walaupun dalam suasana pandemi Covid-19, batik lukisnya ini masih laku terjual, baik dari pesanan online ke luar daerah maupun lokal wilayah Cilacap yang kebanyakan dipesan dari kalangan Pejabat Pemerintahan, dengan omset rata-rata jutaan rupiah setiap bulannya.
Batik lukis Balasik ini juga sering diikutkan dalam ajang pameran maupun kegiatan pementasan seni budaya, sehingga akan lebih mengenalkan motif kearifan lokalnya dengan motif Kembang Wijaya Kusuma. Kini sehari ia bisa membuat hingga lima kain batik lukis.
“Karena masih pandemi, saya manfaatkan dengan julan online, namun untuk pesanan offline juga masih banyak, sehari bisa produksi 2-5 batik lukis berbagai motif,” ujanya.
Selain bekerja di Pemerintahan, Anshar juga aktif di Paguyuban Produsen dan Pedagang Keliling (Pedaling), yang saat ini ia menjabat sebagai Ketua DPP Pedaling dengan mambawahi anggota paguyuban di Jawa Tengah dan DIY.
Ia juga selalu memotifasi anggotanya agar menciptakan inovasi utuk bertahan di masa pandemi Covid-19 ini. Ia mengakui hampir sebagain besar anggotanya ikut terdampak, sebab mereka yang mencari usaha dengan mengandalkan keramaian, sedangkan keramaian saat ini dibatasi karena ada PPKM.
“Di Pedaling ada produsen dan pedagang keliling, kalau produsen tidak begitu terdampak karena masih bisa berjualan online malah pesanan meningkat, contohnya bubur ganyong instan. Sedangkan untuk pedagang keliling yang mengandalkan keramaian sebagian terdampak dan sementara tidak mangkal tapi banyak berkeliling,” ujarnya.
Menurutnya, meskipun terdampak pandemi, produsen dan pedagang keliling yang tergabung di kelompoknya masih saling membantu antar kelompok dengan memanfaatkan tenaganya untuk membantu pengusaha yang masih bertahan. Dalam situasi yang serba sulit ini, mereka memahami adanya pembatasan kegiatan masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid.
“Kita arahkan agar berinovasi, meskipun sebagian ada yang menerima bantuan dari pemerintah, namun kedepan kita upayakan agar lebih diberdayakan pada peningkatan SDM, sehingga bisa berinovasi dan berkreasi, menciptakan berbagai peluang usaha,” ujarnya.
Selain itu, Anshar juga mencontohkan seperti usaha yang ia tekuni saat ini, meski diterpa pandemi, namun usahanya masih bisa berjalan karena didukung dengan semangat dan selalu menciptakan inovasi dan peluang, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.