SERAYUNEWS – Fenomena munculnya embun es di dataran tinggi Dieng atau tepatnya di Kompleks Candi Pandhawa Desa Dieng Kulon Banjarnegara tentu menimbulkan penasaran bagi siapapun. Embun es kali ini kembali muncul pada Jumat (12/7/2024) sekitar pukul 05.22 WIB dan kemunculan embun beku tersebut meluas hingga ke rerumputan dekat pemukiman warga. Padahal, biasanya hanya ada di seputar kompleks Candi Pandhawa Diengkulon Banjarnegara.
Agar tak ketinggalan info dan bisa menikmati fenomena tersebut, caranya sangat mudah yakni mengikuti perkembangan cuaca melalui telegram @CUACADIENG_BOT yang dapat diakses melalui aplikasi telegram.
Berdasarkan pantau pada aplikasi tersebut, pada Jumat (12/7/2024) sekitar pukul 21.39 WIB, suhu di komplek candi Pandhawa terus turun hingga tercatat 4.4 derajat celcius.
Media prakiraan cuaca tersebut merupakan akun yang terintegrasi dengan stasiun cuaca APRS YD2CLX-13 yang berada di kawasan Candi Arjuna. Data diupdate setiap 5 menit, akun ini akan mengirimkan update otomatis setiap 1 jam dan anda bisa request data terkini real time dengan perintah /CuacaSekarang. Atau juga bisa memantau informasi lainya melalui:
https://cuaca.diengbanjarnegara.com.
Embun es di Dieng memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi fenomena itu memang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Namun, fenomena tersebut membawa kekhawatiran akan adanya bencana pertanian di wilayah tersebut.
Hal itu seperti diungkap petani di Dieng Hartanto pada Serayunews, Juni lalu. Haryanto adalah seorang petani dari Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Dia mengatakan bahwa embun es dapat merusak tanaman kentang. “Kalau embun esnya tebal, tanaman kentang layu dan mati. Untuk sekarang belum terlalu tebal, jadi beberapa tanaman kentang masih bertahan,” katanya, Jumat (28/6/2024).
Menurut dia, menghadapi ancaman embun es ini, sejumlah petani termasuk dirinya memilih untuk mengganti tanaman mereka dengan yang lebih tahan terhadap embun es yaitu wortel.
Menurut Hartanto, wortel dan kol lebih tahan terhadap embun es dibandingkan kentang. “Pengamatan para petani menunjukkan wortel dan kol atau kubis lebih mampu menahan bun upas. Sedangkan kentang lebih mudah layu,” jelasnya.