SERAYUNEWS – Sudah hampir sebulan harga cabai di pasaran masih tinggi di atas harga normal. Saat ini, harga cabai rawit merah Rp95 ribu, setelah turun dari angka Rp120 ribu per kilogram. Kondisi itu menjadikan pengusaha makanan harus memutar otak untuk mensiasatinya.
Pedagang bumbu dapur dan bahan kebutuhan pokok, di Pasar Larangan Kembaran Kabupaten Banyumas, Supar menyampaikan bahwa daya beli masyarakat turun sejak harga cabai mahal. Dia mencontohkan, jika satu pelanggan biasanya membeli cabai 3 Kg cabai rawit merah, kini menjadi 1 Kg.
“Pedagang makanan yang membutuhkan sambal akhirnya mereka akal-akalan. Beli rawit merah sedikit, terus dicampur rawit putih, untuk pedas biasanya ditambah cabai bubuk,” katanya, Kamis (16/01/2025).
Harga cabai rawit merah di pasar masih dikisaran harga Rp95 ribu hingga Rp100 ribu per kilogramnya. Sementara cabai cabai merah kriting Rp65 ribu dan cabai rawit putih Rp50 ribu per kilogramnya.
“Ini sudah mulai turun, meski belum ke harga semula, 40-50 ribu per kilogram. Sejak mulai naik, awal Desember 2024 lalu, harga tertinggi pernah mencapai Rp120 ribu per kilogram dan sekarang saya jual Rp95 ribu perkilogram,” kata dia.
Apa yang disampaikan oleh Supar, dibenarkan oleh pedagang soto bernama Sitri. Cara seperti itu dilakukan untuk menyiasati kenaikan harga cabai yang melejit.
Biasanya untuk membuat sambal, Sitri hanya memakai cabai rawit merah. Namun, mensiasati harga cabai yang melejit, dia kombinasikan dengan cabai rawit putih.
“Sambal tetep harus pedas. Tapi yang biasanya full cabai rawit merah, sekarang dicampur dengan rawit putih atau hijau,” kata dia.
Lebih lanjut Supar memprediksikan, harga cabai akan terus turun, dan mungkin sampai di harga normal. Namun, nanti mendekati bulan Ramadan harga akan kembali naik.
“Biasanya setelah momen Nataru harga mulai turun, naik lagi pas menjelang puasa, pertengahan puasa nanti turun. Nah menjelang lebaran sampai seminggu setelah lebaran kembali naik, karena banyak pedagang dan suplaier masih libur Lebaran,” kata Supar yang sudah 18 tahun berdagang.
Sementara itu, Lia, warga Sokaraja, ia sempat kaget, saat makan di salah satu warung langganannya, karena saat ia meminta tambah sambal, Lia mendapat tambahan harga 2000 rupiah.
“Ya dimaklumi saja, karena memang harga cabai lagi tinggi. Cuma kaget saja, karena biasanya tidak seperti itu,” kata dia.