Para kades yang mengikuti tampak bersemangat menyampaikan permasalahan atau contoh baik penanganan selama pandemi.
Kades Dasun, Sujarwo menyatakan saat ini di desanya masih ada tiga kasus positif. Ketiga warga yang terjangkit dalam kondisi baik berkat program Jogo Tonggo yang didukung penuh warga desa.
“Tapi ada bantuan sosial tunai sebagian warga yang belum cair, terus juga vaksinasi kami mohon diperbanyak,” paparnya kepada Ganjar.
Ganjar langsung menanggapi dengan meminta timnya mengecek kendala pencairan BST.
“Kalau soal vaksin, insyaallah Agustus nanti kita dapat jatah vaksin cukup banyak, nanti bisa dikebut termasuk di desa panjenengan,” kata Ganjar.
Kades Kalitengah, Ansori memberikan masukan terkait penerapan PPKM Darurat. Ia meminta agar aturan diperlonggar dengan mengizinkan warung kecil melayani pembeli untuk makan.
“Kasihan pak, kalau dilarang makan di tempat dagangannya tidak laku,” jelasnya.
Sejumlah keluhan juga disampaikan seperti yang dilakukan Kades Bangunrejo Tri Kusmiyanto yang mengeluhkan masih susahnya mencegah kerumunan.
“Apalagi wilayah saya besar sekali sedangkan kadesnya cilik pak Ganjar,” kata Tri setengah bercanda.
Kades Megal, Ika Pudiyanti juga mengakui sulit membuat seluruh warganya menurut untuk menaati protokol kesehatan.
“Namanya juga banyak orang pak, ada yang nurut ada yang ngeyel, tantangan buat kami pak,” tegas Ika.
Tak cuma soal Covid-19, dalam kesempatan itu Ganjar juga meminta lurah/kades memperhatikan persoalan penting lainnya, yakni ibu hamil dan balita. Ganjar menegaskan, tidak boleh ada ibu hamil yang kurang gizi sehingga anaknya jadi stunting.
Gelaran kedua Rembug Desa menurut Ganjar berjalan menyenangkan. Rata-rata, lurah/kades di Rembang relatif bisa menangani persoalan di lapangan.
“Tapi bukan berarti tanpa masalah, relatif masalahnya bisa diselesaikan. Jadi saya sangat optimis, penanganan Covid di level desa bisa diselesaikan. Saya juga optimis, kalau pergerakan masyarakat bisa dibatasi di level desa, maka pergerakan akan berkurang,” jelasnya.