Semarang, serayunews.com
KJS merupakan program bantuan sosial tunai untuk fakir miskin tidak produktif yang belum mendapatkan program perlindungan sosial dari pemerintah pusat. Di antaranya penyandang disabilitas (mental retardasi, psikotik dan eks psikotik, disabilitas fisik berat, disabilitas mental). Selain itu, juga berpenyakit kronis, antara lain tuberculosis (TBC), stroke, kanker atau tumor ganas, gagal ginjal, dan paru-paru flek.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Harso Susilo menerangkan, program KJS berjalan baik. Bahkan saat pandemi Covid-19 melanda, program tersebut masih terus berjalan.
“KJS resmi launching sejak 2017 lalu. Sesuai hasil keputusan penerima program ini ada sebanyak 12.764 orang,” ujarnya, Rabu (18/1/2023).
Sejak peluncuran pertama kali, masing-masing penerima mendapat bantuan sebesar Rp3 juta per tahun dengan pencairan bertahap tiap tiga bulan sekali. Tiap pencairan, penerima manfaat bakal menerima bantuan sebesar Rp750 ribu.
Gubernur Ganjar terus serius dalam memberikan perhatian bagi masyarakat miskin melalui KJS. Besaran bantuan program tersebut naik di 2023. Menurut Harso, tahun ini, besaran bantuan sebesar Rp4,4 juta.
Sedangkan mengenai sumber anggaran Program Bantuan Jaminan Sosial (Banjamsos) Kartu Jateng Sejahtera (KJS) bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah pada DPA Dinas Sosial setempat.
“Untuk kuota memang 12.764 penerima, tapi data penerima bisa berubah. Misalnya ada yang meninggal, menerima perlindungan sosial dari pemerintah pusat, atau sudah mampu atau produktif,” terang Harso.
Salah seorang penerima bantuan KJS, Rumyati, warga Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Pemalang mengaku senang dengan adanya bantuan sosial tunai melalui KJS tersebut. Sehari-hari, Rumyati hidup di rumah berdinding papan kayu dengan keterbatasan penglihatan, mata sebelah kiri tidak berfungsi normal.
Selain itu, dia terkena gangguan saraf. Saat kambuh, ia tidak bisa beraktivitas normal. “Tidak kerja, karena jika sedang kumat sakit di kepala dan kaki. Tiap hari momong cucu,” ungkapnya.
Rumyati telah menerima KJS sejak setahun lalu. Uang yang dia terima tiga bulan sekali itu dia manfaatkan untuk berobat dan biaya makan sehari-hari.
“Uangnya untuk beli obat jika sedang kumat. Sisanya untuk makan. Alhamdulillah dapat bantuan, dulu-dulu tidak pernah dapat bantuan, baru kali ini (KJS),” tandasnya.