Pandemi yang belum juga usai memang sangat mempengaruhi sendi perekonomian. Namun, seiring diberlakukannya era normal baru pada pertengahan tahun 2020 ini cukup memberikan dampak positif pada perekonomian yang mulai kembali menggeliat, termasuk di Purwokerto.
Hal tersebut terbukti dengan pantauan inflasi di Purwokerto selama tiga bulan terakhir selalu mengalami deflasi. Bahkan pada bulan Oktober 2020 ini Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,07 persen. Lebih rendah dibandingkan inflasi Jawa Tengah sebesar 0,17 persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto, Samsun Hadi mengatakan perkembangan perekonomian di Purwokerto tahun 2020 ini cukup baik meskipun di tengah pandemi. Bahkan, pihaknya memperkirakan inflasi tahun 2020 kota Purwokerto lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya.
“Inflasi Purwokerto tahun 2020 diperkirakan berada di bawah rentang target inflasi 2020 sebesar 3 plus minus 1 persen (yoy),” kata dia.
Menurutnya, ada beberapa hal yang berpotensi menahan laju inflasi. Di antaranya terbatasnya konsumsi dan daya beli masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Selain itu juga pasokan bahan pangan utama yang relatif mencukupi di tengah kondisi cuaca yang kondusif sampai dengan triwulan III 2020.
“Sementara risiko pendorong inflasi di akhir tahun, yakni potensi La Nina mulai Oktober 2020 yang dapat memicu terjadinya curah hujan tinggi dan banjir, serta masih munculnya andil inflasi cukai rokok,” ujarnya.