SERAYUNEWS – BMKG mengimbau masyarakat yang akan mengisi liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 di pantai, untuk meningkatkan kewaspadaan. Terutama terhadap potensi gelombang tinggi, khususnya di Pantai Selatan Cilacap.
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II, Hartanto menegaskan, tidak ada larangan beraktivitas di pantai. Tetapi kewaspadaan tetap yang utama, apa lagi saat cuaca ekstrem.
“Kami mengimbau masyarakat yang akan melakukan aktivitas di pantai, mohon berhati-hati dan waspada,” ujar Hartanto saat menghadiri Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di Cilacap, Jawa Tengah, baru-baru ini.
BMKG mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di badan air, seperti berenang atau bermain air, saat cuaca ekstrem. Termasuk ketika terjadi hujan deras atau gelombang tinggi.
“Tidak boleh melakukan aktivitas di badan air pada saat kondisi ekstrem, baik saat hujan maupun saat gelombang tinggi. Ini bukan larangan, tetapi kewaspadaan terhadap potensi bahaya yang dapat terjadi selama masa Nataru,” imbuh Hartanto.
Hartanto menjelaskan bahwa gelombang tinggi di Pantai Selatan Jawa, dapat mencapai ketinggian 1-2 meter atau lebih. Fenomena ini karena masuknya angin baratan yang memengaruhi kondisi perairan.
“Potensi gelombang tinggi ini harus kita waspadai, terutama di wilayah Pantai Selatan Jawa. Gelombang tinggi juga dapat terjadi di pantai lain, meskipun intensitasnya mungkin berbeda,” tambahnya.
BMKG memprediksi bahwa cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat dan gelombang tinggi, berpotensi terjadi hingga awal tahun mendatang.
Masyarakat harapannya memantau informasi terbaru dari BMKG, mengantisipasi risiko bencana alam. Seperti tanah longsor dan banjir, terutama di wilayah rawan bencana.
“Potensi cuaca ekstrem masih mungkin terjadi hingga awal tahun. Kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau informasi dari BMKG. Mengantisipasi, dan mewaspadai daerah-daerah yang rawan bencana seperti tanah longsor dan banjir,” tandas Hartanto.